Gebrakan Kementerian BUMN Selama Satu Tahun Kepemimpinan Erick Thohir
Erick bertekad meningkatkan kolaborasi agar BUMN Indonesia mampu menjadi pemain global dan berkiprah hingga level internasional.
TRIBUNNEWS.COM – Selama satu tahun menjadi pemimpin Kementerian Badan Usaha Milik Negara, sudah banyak gebrakan yang dilakukan demi membenahi BUMN. Lalu, apa saja kemajuan yang dihasilkan Erick Thohir?
Kolaborasi di tengah pandemi
Sejak tiba di Kementerian BUMN, Erick bertekad meningkatkan kolaborasi agar BUMN Indonesia mampu menjadi pemain global dan berkiprah hingga level internasional.
Untuk mendukung visinya tersebut, Erick gencar menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri. Setelah melakukan rapat koordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Menteri Perhubungan, Menteri Pariwisata, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk membahas 5 tujuan destinasi pariwisata terbaru pada 29 Oktober 2019, Erick menemui Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk membahas tentang transportasi terintegrasi tiga hari setelahnya.
Erick juga menemui Chairul Tanjung dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok di waktu yang berbeda guna membahas pengelolaan BUMN. Selain itu, Erick juga mencoba membantuk task force untuk mengebut pengerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Selain kerja sama dengan beberapa tokoh dalam negeri, Erick juga mulai melakukan pendekatan dengan Negara-Negara Asia seperti Uni Emirat Arab (Persatuan Emirat Arab/PEA), Jepang, dan Korea Selatan. Kunjungan kerja itu membahas peluang kerjasama membangun kerjasama investasi BUMN Indonesia dengan PEA di bidang infrastruktur, pembangunan kawasan, dan sektor lainnya.
Sebanyak 11 perjanjian bisnis dan 5 perjanjian pemerintahan disepakati, diantaranya dalam bidang energi, migas, petrokimia, pelabuhan, telekomunikasi, dan riset dengan estimasi total nilai investasi mencapai US$ 22.89 miliar atau sekitar Rp 314,9 triliun.
Kerja sama dengan perusahaan ternama dunia
Pertamina bekerja sama dengan perusahaan migas ADNOC yang memiliki cadangan minyak terbesar nomor tujuh di dunia, serta Mubadala Petroleum, yaitu perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas hulu Internasional terkemuka yang mengelola aset dan operasi di 10 negara di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, Rusia, dan Asia Tenggara.
Sementara itu, Inalum bekerja sama dengan Emirates Global Aluminium (EGA) sebuah produsen 'Aluminium Premium' terbesar di dunia. Sedangkan PLN bekerja sama dengan Masdar yang merupakan perusahaan energi baru terbarukan (EBT) yang berbasis di Abu Dhabi, PEA.
Kerjasama antara PLN dan Masdar yang disepakati diantaranya adalah pembangunan proyek PLTS Terapung (Floating PV) di Waduk Cirata, Jawa Barat yang akan menjadi PLTS terbesar di Asia Tenggara.
Kunjungan ke Tokyo
Selain PEA, Erick juga melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang pada 20 November silam. Kedatangan Erick ke Negeri Sakura untuk bertemu dengan Menteri Negara Urusan Ekonomi dan Fiskal, Yasutoshi Nishimura dengan tujuan membahas peningkatan kerjasama perdagangan dan investasi khususnya di bidang infrastruktur dan teknologi, peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia, agrikultur, dan kesehatan masyarakat.
Kerja sama BUMN di level internasional juga terjalin antara PT Industri Kereta Api (Persero) dengan Perkeretaapian Bangladesh. Sejak 2005 hingga saat ini, telah tercipta 5 perjanjian kontrak yang telah disepakati dengan total 450 Gerbong Kereta yang diproduksi PT INKA kini telah beroperasi di Bangladesh.
Kerjasama kedua belah pihak rencananya akan dilanjutkan dalam pengadaan 1.050 gerbong kereta. Hal itu menjadi salah satu pembahasan dalam kunjungan delegasi Bangladesh di Kantor Kementerian BUMN pada 28 Februari 2020 lalu.
BUMN Go Global
Selain itu, untuk menjalankan visi BUMN Go Global, pada Jumat, 17 Juli 2020, Nota Kesepahaman Kerja Sama Diplomasi Ekonomi untuk mendukung BUMN Glo Global telah ditandatangani Menteri BUMN dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Berdasarkan data dinamis yang dikumpulkan dari seluruh Perwakilan RI, nilai investasi outbound BUMN di seluruh dunia mencapai USD$ 17,5 miliar. Kesepahaman ini diharapkan dapat meningkatkan nilai invesasi BUMN di luar negeri dan mendorong performa ekspor Indonesia. Selain itu, area kerja sama juga mencangkup upaya match making antara BUMN dan investor asing yang berminat melakukan inbound investment di Indonesia sesuai dengan sektor yang diminati.
Untuk mencapai tujuan tersebut, kedua Kementerian menyepakati kemungkinan pembentukan tim taktis yang terdiri dari perwakilan kedua Kementerian dan unsur perwakilan BUMN yang memiliki kesiapan dan kapasitas untuk melakukan outbound investment.
Selain Pertamina, Inalum PLN, dan INKA, BUMN pertahanan juga sudah melakukan ekspor berbagai produk seperti Pistol G2 Elite, Amunisi Peluru, Medium Tank, Kapal Kargo, Pesawat CN 235-220 dan lainnya. Selain itu Bio Farma yang saat ini telah memproduksi dan memasarkan vaksin polio di berbagai negara seperti Angola, Somalia dan Ethiopia.
Tak hanya itu, saat ini tercatat sebanyak 72 Kantor Cabang/Anak Usaha/Cucu Perusahaan BUMN yang tersebar di seluruh dunia. BUMN yang tercatat telah melebarkan sayap hingga tingkat internasional tersebut adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Garuda Indonesia, Sucofindo, Surveyor Indonesia, WIKA, Perusahaan Perdagangan Indonesia, Pertamina, Mind ID, Dirgantara Indonesia, dan Telkom Indonesia.
“BUMN Go Global dibutuhkan agar produk BUMN baik barang maupun jasa dapat dikenal dan dapat diserap oleh pasar global. Seluruh perusahaan BUMN di luar negeri diharapkan dapat menyatukan kekuatan agar dapat meningkatkan kualitasnya dan dapat memberikan kontribusi yang jauh lebih baik lagi untuk Indonesia,” lanjut Erick.
Kunjungan ke Tiongkok
Dalam kunjungan Menteri Luar Negeri dan Menteri BUMN ke Tiongkok pada 19-20 Agustus 2020, kedua Menteri menyaksikan penandatanganan 2 perjanjian kerja sama antara Bio Farma dan Sinovac untuk penyediaan 40 juta dosis vaksin bagi Indonesia mulai November 2020 hingga MAret 2021, dan prioritas penyediaan vaksin oleh Sinovac bagi Bio Farma periode April-Desember 2021.
Sementara itu, saat bertolak ke PEA pada 21-22 Agustus 2020, kedua Menteri juga menyaksikan penandatanganan 2 perjanjian kerja sama antara G42, perusahaan teknologi PEA dengan Kimia Farma dan Bio Farma.
Tak hanya itu, kunjungan ke PEA juga untuk menindaklanjuti kerja sama di bidang energi, antara Pertamina dengan ADNOC, PLN dengan PT Masdar dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Waduk Cirata, serta realisasi investasi perusahaan PEA, Elite Agro di sektor agrobisnis di Subang.
Langkah Penanganan Pandemi
Di sisi lain, kolaborasi BUMN juga terjadi di dalam negeri. Sesuai amanat Presiden Jokowi yang menginginkan BUMN aktif dalam mengatasi persoalan kesehatan, ekonomi, dan moneter sebagai dampak pandemi, Erick meminta BUMN terlibat dalam penanganan Covid-19 sejak Maret hingga saat ini. Bahkan, Presiden Jokowi juga mengamanahkan jabatan lain kepada Erick, yakni sebagai Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional sejak Juli 2020 lalu.
Untuk mengatasi dampak secara ekonomi, Kementerian BUMN telah menggulirkan sejumlah program bantuan kepada seluruh masyarakat yang terdampak Covid-19, di antaranya memberikan keringanan kredit terutama bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kementerian juga telah secara aktif mengadakan barang-barang kebutuhan pokok, seperti beras, gula, dan daging, untuk memastikan ketersediaan bagi masyarakat.
“Bank-bank milik pemerintah kita, Himbara, telah membantu merestrukturisasi lebih dari 830 ribu debitur dengan total nilai kredit Rp 120,9 triliun khususnya untuk sektor UMKM. PLN sebagai perusahaan listrik juga telah mensubsidi listrik untuk 30.9 juta pelanggannya,” jelas Erick.
Erick menjelaskan bahwa dari sisi kesehatan, BUMN juga terlibat aktif dalam program 3 T (trace, test dan treat). Usaha melacak, melakukan pengetesan, dan pengobatan telah dilakukan Kementerian BUMN dengan melibatkan seluruh instrumen kesehatan yang dimiliki oleh perusahaan milik negara. Dalam usaha melacak pandemi Covid-19, Kementerian BUMN telah berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk mengembangkan aplikasi seluler yang memungkinkan pengguna menyusun data terkait penyebaran Covid-19 bernama Aplikasi PeduliLindungi.
Tak kalah penting, BUMN juga terjun langsung dalam merawat pasien Covid-19. Kementerian BUMN telah mengalokasikan 75 rumah sakit untuk merawat pasien Covid-19. Kementerian BUMN juga bekerja keras untuk menghasilkan peralatan medis yang sangat dibutuhkan untuk perawatan pasien dan perlindungan petugas kesehatan. Salah satu contohnya, melalui PT LEN dan PT DI yang di bawah supervisi Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN bekerja bersama Universitas-Universitas Negeri untuk memproduksi ventilator.
“Kolaborasi BUMN juga terjadi dalam pengembangan vaksin anti-Covid 19. Bio Farma dan Kimia Farma bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sektor swasta, lembaga pemerintah lainnya dan lembaga internasional sedang dalam proses pengembangan vaksin,” lanjut Erick.
Efisiensi BUMN dan Restrukturisasi Organisasi
Tak ada yang menyangka, di era pemerintahan baru, Indonesia justru diterpa masalah pandemi Covid-19. Meski demikian, hal itu tak menyurutkan semangat para Menteri era Kabinet Indonesia Maju untuk berkontribusi dengan sebaik mungkin bagi bumi pertiwi. Begitu pula dengan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Ketika menjabat sebagai Menteri, Erick sejatinya mendapat Key Performance Indicator (KPI) yang harus dicapai dalam waktu 3 bulan dari Presiden Jokowi. Untuk mencapai KPI tersebut, Erick mendapat bantuan dari dua Wakilnya, yaitu Wakil Menteri BUMN I Budi Gunadi sadikin, dan Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo.
Kehadiran 2 Wakil Menteri tersebut sekaligus mengefisiensikan struktur organisasi yang sudah ada. Susunan 7 (tujuh) Deputi Teknis yang semula ada dipangkas menjadi hanya 3 (tiga) Deputi Fungsional. Restrukturisasi organisasi tersebut bertujuan agar Kementerian dapat bekerja lebih optimal dan dapat menjadi lokomotif pembangunan bangsa sesuai dengan amanat Presiden Jokowi.
Efisiensi di tubuh Kementerian BUMN tersebut juga menular ke penyederhanaan jumlah BUMN. Tercatat, jika sebelumnya jumlah BUMN mencapai 142 perusahaan, kini jumlahnya 107 perusahaan. Berkurangnya jumlah BUMN tidak lain karena lahirnya konsolidasi BUMN, di antaranya adalah holding farmasi, holding asuransi, dan holding rumah sakit.
Selain itu, demi membantu perusahaan BUMN mencapai KPI, Kementerian BUMN membentuk klasterisasi BUMN. Menteri yang juga lulusan Universitas Nasional California, Amerika Serikat dan Glendale University tersebut mengungkapkan terdapat 12 klaster yang dikelola oleh kedua Wamen BUMN dimana setiap Wamen mengelola masing-masing 6 klaster BUMN.
Wamen BUMN I bertugas mengelola BUMN Klaster Industri Migas dan Energi, Klaster Industri Minerba, Klaster Industri Perkebunan dan Kehutanan, Klaster Industri Pangan, Klaster Industri Kesehatan, dan Klaster Industri Manufaktur. Adapun, BUMN Klaster Jasa Keuangan, Klaster Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, Klaster Telekomunikasi dan Media, Klaster Infrastruktur, Klaster Logistik, dan Klaster Pariwisata dan Pendukung dikelola oleh Wamen BUMN II.
“Klasterisasi BUMN bertujuan untuk mengelompokkan BUMN sesuai dengan jenis bidang usaha utama (core business) serta rantai nilai bisnisnya, guna menciptakan ekosistem bisnis yang sehat dan kompetitif dari hulu ke hilir,” tandas Erick dalam Rapat Koordinasi dengan BUMN pertengahan September lalu.