RI Gali Potensi Kerjasama Bidang Adaptasi Perubahan Iklim dengan Belanda
Menteri LHK, Siti Nurbaya mengatakan Indonesia dan Belanda berpotensi besar mengembangkan kerja sama bidang adaptasi perubahan iklim.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan Indonesia dan Belanda berpotensi besar mengembangkan kerja sama bidang adaptasi perubahan iklim.
Demikian disampaikan, ketika menjadi pembicara kunci pada acara Week of Indonesia – Netherlands Education and Research (WINNER) yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu (10/3/2021).
Menteri LHK mengajak semua pihak, termasuk Belanda dan para alumni Belanda asal Indonesia untuk bekerja sama berinovasi untuk upaya adaptasi perubahan iklim Indonesia dan dunia, menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
“Indonesia memiliki contoh-contoh konkret dalam upaya mencapai ketahanan ekonomi, ketahanan sosial dan mata pencaharian, serta ketahanan ekosistem dan lanskap,” kata Siti Nurbaya dalam keterangannya.
Baca juga: Wamen LHK Resmikan IPAL Domestik dan Ekoriparian di Ponpes Darul Hijrah Martapura Kalsel
Menteri Siti menyatakan bahwa dalam upaya penanggulangan perubahan iklim, Indonesia melalui KLHK dan unsur terkait lainnya telah melakukan berbagai upaya yang dapat dijadikan pelajaran baik untuk masyarakat Indonesia dan Belanda maupun warga dunia.
Satu di antaranya dalam pro Program Kampung Iklim atau ProKlim yang melibatkan partisipasi masyarakat di tingkat tapak.
Saat ini terdapat sekitar 3.000 lokasi ProKlim di 33 provinsi dan 247 kabupaten/kota dan diharapkan pada tahun 2024 dapat meningkat menjadi 20.000 lokasi.
Baca juga: KLHK Tangkap 4 Pemburu di Taman Nasional Way Kambas Lampung, Sita Satwa Liar dan Senjata Api Rakitan
Menteri Siti mengajak para alumni Belanda di Indonesia untuk terlibat dalam upaya akselerasi ProKlim untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim yang pada gilirannya dapat mendukung pencapaian NDC.
Inklusivitas upaya pengendalian perubahan iklim yang dilaksanakan oleh KLHK dapat dilihat satu di antaranya dari kegiatan Pojok Iklim, yaitu forum diskusi multipihak yang dilaksanakan sejak awal 2016.
Forum ini menjadi wadah diskusi antar Kementerian/Lembaga terkait, asosiasi, pelaku usaha, akademisi, pemuda dan masyarakat umum untuk mengaktualisasikan dan mengartikulasikan kebijakan perubahan iklim.
“Sepanjang tahun 2020 Pojok Iklim mampu menjangkau masyarakat dari 34 Provinsi di Indonesia dan menampilkan aksi nyata dari masyarakat di tingkat lokal dalam pengendalian perubahan iklim,” ujarnya.
Baca juga: KLHK Bersiap Modifikasi Cuaca Atasi Karhutla di Riau dan Kalbar
Diskusi mingguan tersebut berhasil mengadakan 42 diskusi (6 diskusi di antaranya dilaksanakan secara tatap muka sebelum adanya pandemi COVID-19) dan mengundang 150 pembicara.
Pengikut kanal media sosial Pojok Iklim meningkat menjadi 5.796 pengikut Instagram dan 613 pengikut YouTube.
Pojok Iklim turut menggandeng kaum muda dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 2020, dengan tema "Climate Change, We Pledge" yang mampu menghadirkan 70% peserta pada rentang usia 17-23 tahun.
Program WINNER yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Belanda di Jakarta ini merefleksikan sejarah panjang kolaborasi dalam kerja sama penelitian dan pendidikan.
Program ini diinisiasi bersama-sama oleh Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, Nuffic Neso, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Dewan Riset Belanda (NWO), dan Akademi Seni dan Sains Kerajaan Belanda (KNAW).
WINNER kali ini didesain sebagai tindak lanjut dari Climate Adaptation Summit (CAS), Januari 2021 lalu yang mengeksplorasi bentuk-bentuk kerja sama para pihak agar adaptasi perubahan iklim memperoleh hasil nyata.