MenkopUKM: Pemikiran Bung Hatta Merupakan Wawasan Berharga Pengembangan Koperasi
Sebagai Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta memiliki banyak gagasan yang perlu dikaji dalam relevansinya dengan perkembangan koperasi saat ini.
Editor: Content Writer
Koperasi sukses lainnya adalah Koperasi Telekomunikasi Seluler (Kisel) yang pada tahun 2018 menduduki peringkat 94 dari 300 koperasi besar dunia. Kisel dapat menjadi prototype koperasi modern dengan diversifikasi usaha tinggi dan memiliki 5 anak usaha berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang bergerak di bidang penyaluran tenaga outsourcing, MICE, office support, infrastruktur, telekomunikasi, dan digital business solution.
Ada juga Koperasi Benteng Mikro Indonesia yang tidak hanya sukses membesarkan bisnis/usaha, namun juga memberikan kontribusi sosial yang besar melalui program Hibah Rumah Siap Huni/HRSH. Dari tahun 2015 hingga akhir Maret 2021 sebanyak 293 rumah diserahkan kepada anggota dan non anggota.
Oleh karena itu, Teten menegaskan bahwa upaya rebranding koperasi sebagai entitas bisnis yang modern, kontributif, dan kompetitif, terus dillakukan melalui beberapa strategi pengembangan koperasi.
Antara lain pengembangan model bisnis koperasi melalui korporatisasi pangan, pengembangan Factory Sharing dengan kemitraan terbuka agar terhubung dalam rantai pasok, hingga pengembangan Koperasi Multi Pihak.
“Juga, penguatan kelembagaan dan usaha anggota koperasi melalui strategi amalgamasi atau spin off dan split off," jelas Teten.
Di samping itu, pengembangan korporatisasi pangan melalui koperasi (arahan Presiden dalam Rapat Terbatas tanggal 10 Desember 2019) bersinergi dengan K/L, Pemerintah Daerah, mitra, dan stakeholders lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Teten menambahkan, beberapa program korporatisasi melalui koperasi yang sedang dikembangkan antara lain pengembangan komoditas kacang koro di Sumedang, sayur-mayur dan buah-buahan di Ciwidey, Bandung (Jawa Barat), komoditas pisang di Tanggamus (Lampung), Bener Meriah (Aceh), Lumajang (Jawa Timur), dan Garut (Jawa Barat) yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Daerah, dan PT Great Giant Pineapple.
Begitu juga dengan pengembangan komoditas udang Vaname di Muara Gembong, Bekasi (Jawa Barat) dan udang Windu di Pinrang (Sulawesi Selatan) yang bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Lebih lanjut, pengembangan peternakan sapi perah dan susu di Batu, Malang (Jawa Timur) dan Pengalengan, Bandung (Jawa Barat) bekerja sama dengan K/L dan Industri Pengolahan Susu (IPS).
"Selain itu, ada pengembangan komoditas ayam dan telor yang bekerja sama dengan Kementerian Pertanian. Perlu dilakukan pengembangan industri peternakan melalui koperasi di wilayah-wilayah dengan kasus stunting tinggi," imbuh MenkopUKM.
Teten pun meyakini, dengan membaca buah pemikiran Bung Hatta, kita dapat memperoleh inspirasi dan wawasan pengembangan koperasi yang sesuai dengan pemikiran dan semangat awalnya.
Rakyat Mandiri
Dalam kesempatan yang sama, Prof. Meutia Hatta selaku perwakilan dari Keluarga Bung Hatta mengatakan, membangun ekonomi rakyat bagi Bung Hatta adalah prioritas untuk mengangkat martabat rakyat dan menjadikan rakyat mandiri.
Mengutip kalimat Bung Hatta pada halaman 19-20 dari buku 6 KLBH yang dibahas ini, rahasia koperasi terletak pada dua tiang, yaitu solidaritas dan individualitas.