Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Soal Keberagaman Sumber Pangan Bergizi, Lestari Moerdijat: Pemahaman Masyarakat Harus Ditingkatkan

Lestari Moerdijat menegaskan bahwa potensi gangguan ketersediaan pangan harus segera diantisipasi dengan peningkatan pemahaman masyarakat

Editor: Content Writer
zoom-in Soal Keberagaman Sumber Pangan Bergizi, Lestari Moerdijat: Pemahaman Masyarakat Harus Ditingkatkan
Dok. MPR RI
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam diskusi daring bertema Perlindungan TKI Terhadap Tindak Pidana Perdagangan Orang, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (14/6/2023). 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam upaya pengentasan stunting, tentunya dibutuhkan pemahaman masyarakat terkait sumber pangan yang beragam dengan gizi seimbang. Apalagi, saat ini ancaman perubahan iklim kian mengancam dan mengganggu ketersediaan pangan.

Menanggapi situasi tersebut, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/7) mengungkapkan bahwa "Potensi gangguan ketersediaan pangan harus segera diantisipasi dengan peningkatan pemahaman masyarakat terkait beragam pangan bergizi dari sumber pangan yang tersedia." 

Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak ancaman El Nino di Indonesia akan terjadi pada Agustus-September 2023. Ancaman itu diprediksi berintensitas lemah hingga moderat, tetapi tetap akan berdampak pada ketersediaan air dan berpotensi menimbulkan kekeringan sehingga produktivitas pangan dan ketahanan pangan nasional mungkin terganggu. 

Menurut Lestari, prakiraan BMKG itu harus diantisipasi dengan baik oleh para pemangku kebijakan. Rerie, sapaan akrab Lestari menggarisbawahi mengenai potensi terganggunya ketahanan pangan akan berdampak pada upaya mengakselerasi sejumlah program, antara lain pengentasan stunting, yang menuntut asupan kecukupan gizi masyarakat.

Sosok legislator Dapil II Jawa Tengah ini juga menambahkan soal target Kementerian Kesehatan mengurangi prevalensi stunting di 2023 menjadi 17 persen dan pada 2024 menjadi 14%.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terbaru pada 2022, angka prevalensi stunting Indonesia tercatat 21,6%.

Menurut Rerie, untuk mengejar pencapaian prevalensi stunting dari 21,6% pada 2022 menjadi 14% pada 2024 di tengah potensi terganggunya ketersediaan pangan, membutuhkan upaya yang serius untuk mengantisipasi dampaknya.

Berita Rekomendasi

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat, kesiapan masyarakat dan para pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah harus segera dipastikan dalam menghadapi sejumlah tantangan tersebut.

Menurut Rerie, sosialisasi masif terkait sejumlah alternatif sumber pangan bergizi yang tersedia di lingkungan masyarakat sangat penting, untuk mengantisipasi potensi gangguan ketersediaan pangan akibat perubahan iklim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas