Ketua MPR RI: Mahasiwa Harus Selalu Aktif dan Berpikir Kritis
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak para mahasiswa untuk selalu aktif dan berpikir kritis guna memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengajak para mahasiswa untuk selalu aktif dan berpikir kritis guna memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Ajakan tersebut diungkapkan Bamsoet mengingat aktivitas-aktivitas kemahasiswaan dapat membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai isu penting, seperti hak asasi manusia, pelestarian lingkungan, dan keadilan sosial.
Selain itu, menurutnya mahasiswa dapat pula mengadvokasi kebijakan dan reformasi yang lebih adil dan berpihak pada kepentingan masyarakat.
"Mahasiswa yang mampu berpikir kritis dapat menyumbangkan ide-ide segar dan solusi kreatif, langkah-langkah terobosan yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya, untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia. Baik di bidang teknologi, kesehatan, maupun dalam implementasi pembangunan berkelanjutan," ujar Bamsoet.
Baca juga: Dukung Penggunaan Taksi Terbang Ehang 216, Bamsoet: Siap Jadi Moda Transportasi Futuristik di IKN
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Diponegoro yang bertema 'Menghidupkan Partisipasi Mahasiswa yang Sehat demi Membangun Mahasiswa yang Inklusif dan Demokratis' secara daring dari Jakarta, Rabu (4/10/2023).
Lebih lanjut Bamsoet menjelaskan, aktivisme mahasiswa tidak saja bermanfaat dalam membangun literasi politik. Tetapi juga menumbuhkan kesadaran dan partisipasi politik yang akan memberi warna dan pengaruh pada lahirnya berbagai kebijakan politik.
"Aktivis mahasiswa memiliki kematangan pemikiran dalam mengaktualisasikan partisipasi politik, memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari gerakan politik yang sehat dan mendidik, serta turut mengawasi roda pemerintahan agar berjalan on the right track. Berbagai aktivitas tersebut akan bermuara pada terwujudnya kehidupan demokrasi yang lebih dinamis dan responsif," kata Bamsoet.
Ditambah lagi, mahasiswa yang aktif seringkali terlibat dalam pengabdian masyarakat dan kerja-kerja sukarela yang merupakan implementasi dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Hal ini dapat memberikan dampak positif langsung terhadap masyarakat lokal, mengatasi berbagai permasalahan yang muncul sebagai realitas sosial di sekitarnya, seperti persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, keterbatasan akses pendidikan ataupun pemenuhan layanan kesehatan.
Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Perkembangan Industri Scientific Nasional
"Mahasiswa yang selalu aktif dan berpikir kritis dapat terekspos pada relasi yang lebih luas, baik dalam lingkup nasional maupun global. Ini akan mendewasakan cara pandang mahasiswa dalam memaknai paradigma, dinamika, dan berbagai persoalan dunia," kata Bamsoet.
"Di sisi lain, kondisi tersebut juga akan membawa mereka pada peluang kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai entitas internasional yang akan meningkatkan posisi dan citra Indonesia di mata dunia dalam mengatasi berbagai tantangan global," urainya.
Ia pun menambahkan, budaya berpikir kritis mahasiswa dapat meningkatkan standar akademis dan kualitas keilmuan, khususnya dalam ranah pendidikan tinggi di Indonesia. Ini adalah salah satu bagian penting dari amanat Konstitusi, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Maka dari itu, lanjut Bamsoet, sudah saatnya pendidikan difungsikan sebagai stimulan bagi tumbuhnya pemikiran-pemikiran yang inovatif dan solutif, dan bukan sebatas "transaksi pengetahuan" yang cenderung dogmatis dan pragmatis.
Baca juga: Upaya Beri Pelayanan Terbaik Kepada Masyarakat, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Kepemimpinan Digital
"Tidak kalah pentingnya adalah pengembangan kepemimpinan. Mahasiswa adalah generasi muda bangsa terdidik yang diharapkan menjadi tumpuan masa depan, sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan roda kepemimpinan nasional. Aktivisme dan pemikiran kritis adalah karakter fundamental yang menjadi prasyarat utama dalam kepemimpinan," pungkas Bamsoet. (*)