Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan Tolak Skema Penunjukkan Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden

Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menolak rencana penunjukkan Gubernur Provinsi DKI Jakarta oleh Presiden tanpa melalui skema pemilihan umum dan langsu

Penulis: Matheus Elmerio Manalu
Editor: Content Writer
zoom-in Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan Tolak Skema Penunjukkan Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Sjarifuddin Hasan atau Syarief Hasan saat diwawancarai secara khusus oleh Tribun Network di Studio Newsroom Tribun Network, Jakarta, Jumat (8/9/2023). Wakil Ketua MPR itu menjelaskan dinamika politik yang sedang dialami Demokrat hingga merespons isu peluang bergabungnya Demokrat ke koalisi partai politik pendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menolak rencana penunjukkan Gubernur Provinsi DKI Jakarta oleh Presiden tanpa melalui skema pemilihan umum dan langsung. Menurutnya, skema ini merupakan langkah mundur bagi demokrasi.

Praktik demokrasi langsung yang selama ini terjadi dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta sudah paling tepat. Warga Jakarta berhak dan berdaulat untuk memilih pemimpinnya. Inilah yang menjadi esensi sesungguhnya dari kedaulatan rakyat sebagaimana amanat konstitusi.

“Salah satu esensi terpenting demokrasi adalah pemilihan secara langsung oleh rakyat. Apalagi hal ini telah menjadi praktik ketatanegaraan yang baku. Mendegradasi peran rakyat dalam pemilihan kepala daerah di Jakarta adalah bentuk kemunduran demokrasi. Bagi kami di Partai Demokrat, Pilkada langsung di DKI adalah hal baik yang mesti dipertahankan dan dilanjutkan,” ujar Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini.

Baca juga: Hadiri Pembekalan Caleg Demokrat, Syarief Hasan: Upaya Pemenangan Demokrat Demi Kemajuan Bangsa

Menurutnya, tidak ada alasan kuat dan terukur untuk mengganti prosedur demokrasi di Jakarta dari pemilihan langsung menjadi penunjukkan. Rakyat Jakarta punya kedaulatan, sama seperti daerah lainnya di Indonesia.

Lagipula selama ini Jakarta tetap salah satu menjadi provinsi paling maju, dengan sistem pemilihan secara langsung. Jadi jika tidak ada alasan rasional yang melatarinya, wacana penunjukkan Gubernur DKI oleh Presiden menjadi kurang relevan.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menilai, demokrasi dan pembangunan dapat berjalan beriringan. Pada masa kepemimpinan Presiden SBY, misalnya, indeks demokrasi mengalami penguatan, sementara ekonomi tetap tumbuh membaik.

Baca juga: Sosialisasikan Germas, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan: Kesehatan Adalah Sendi dalam Keluarga

Hal yang sama juga terjadi pada era Presiden Jokowi, mekanisme demokrasi langsung tetap dilanjutkan dengan baik, ekonomi juga masih mampu bangkit dari ancaman covid-19. Ini menandaskan bahwa klausul penunjukkan Gubernur dalam RUU Daerah Khusus Jakarta tidak berdasar dan mestinya ditolak.

Berita Rekomendasi

“Kita perlu memperkuat demokrasi. Salah satunya dicirikan oleh berdaulatnya rakyat secara langsung memilih wakilnya. Ini sejatinya telah ditegaskan dalam ketentuan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 bahwa Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis,” pungkas Syarief.

Syarief mengingatkan bahwa konteksnya adalah DKI Jakarta sama dengan wilayah lainnya di Indonesia, sehingga mekanisme pemilihan langsung harus tetap dijalankan dan dilanjutkan.

Baca juga: Blusukan ke Desa Genteng Bogor, Wakil Ketua MPR Syarief Hasan Disambut Hangat Para Warga

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas