Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Program Terbaru KKP, Membangun Modeling Budidaya Rumput Laut Seluas 50 Ha di Rote Ndao

Program terbaru, KKP membangun modeling budidaya rumput laut seluas 50 hektare di Rote Ndao, NTT.

Editor: Content Writer
zoom-in Program Terbaru KKP, Membangun Modeling Budidaya Rumput Laut Seluas 50 Ha di Rote Ndao
Dok. KKP
Program terbaru, KKP membangun modeling budidaya rumput laut seluas 50 hektare di Rote Ndao, NTT. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menggenjot produksi rumput laut nasional sebagai upaya hilirisasi komoditas tersebut. Program terbaru, KKP membangun modeling budidaya rumput laut seluas 50 hektare di Rote Ndao, NTT.

Merujuk Satu Data KKP, Rote Ndao sebagai salah satu Kabupaten yang memberikan kontribusi terbesar pada total produksi rumput laut di Provinsi NTT. Ditambah lagi rumput laut Rote Ndao menjadi salah satu rumput laut terbaik dari Indonesia di pasar dunia. 

“Nah ini menjadi dasar kami kenapa Rote Ndao dipilih sebagai wilayah yang akan dikembangkan modeling budidaya rumput laut,” tegas Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi di Jakarta, Senin (2/9/2024).

Potensi lahan yang berpotensi dikembangkan untuk kegiatan budidaya rumput laut di Rote Ndao mencapai seluas 32 ribu hektare. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat baru sekitar 6,9 persen lahan yang termanfaatkan untuk budidaya rumput laut.

“Saya juga mendapat informasi, rumput laut di Rote Ndao menjadi penyokong kehidupan masyarakat. Ada sekitar 4.615 pembudidaya rumput laut di sana. Bahkan masyarakat pesisirnya menganggap budidaya rumput laut sebagai mata pencaharian yang cocok untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” jelas Tebe.

Dirjen Tebe kembali menjelaskan Presiden Joko Widodo memerintahkan untuk melakukan hilirisasi rumput laut melalui modeling budidaya rumput laut yang  ditargetkan di lima wilayah, salah satunya di Rote Ndao di NTT.

“Program modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao seluas 50 hektare ini diarahkan  pada sistem pengelolaan budidaya rumput laut yang terintegrasi berbasis kawasan dan mengimplementasikan konsep ekonomi biru, sehingga akan mampu meningkatkan produksi maupun produktivitas untuk mewujudkan kemandirian dan keberlanjutan usaha budidaya” papar Tebe.

Berita Rekomendasi

Seperti pada modeling budidaya rumput laut di Wakatobi yang dibangun tahun 2023 lalu, Dirjen Tebe menjelaskan bahwa modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao juga akan dibangun unit produksi bibit rumput laut (UPBRL) kultur jaringan, kebun starter, kebun bibit rumput laut dan budidaya rumput laut. 

“Kami sangat berharap Pemerintah Daerah Rote Ndao dapat mengelola, memanfaatkan dan mengoperasionalkan modeling budidaya rumput laut ini dengan baik dan berkelanjutan. Terutama untuk penyediaan SDM yang bisa menangani produksi bibit rumput laut kultur jaringan di UPBRL nantinya,” tegas Tebe.

Artinya, lanjut Tebe, dengan UPBRL yang  dapat beroperasional dengan baik, maka dapat menghasilkan bibit rumput laut yang berkualitas, sehingga mampu memenuhi ketersediaan bibit rumput laut bagi pembudidaya di wilayah Rote Ndao. 

Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya, Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok juga yang akan melakukan pembinaan pada modeling budidaya rumput laut di Rote Ndao. Terutama menyediakan teknologi bagaimana memproduksi planlet bibit rumput laut kultur jaringan kepada SDM yang mumpuni dari Rote Ndao. Adapun beberapa sifat unggul dari bibit rumput laut kultur jaringan yaitu pertumbuhan yang lebih cepat, tahan terhadap perubahan cuaca dan penyakit.

Penjabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, karena Rote Ndao dipilih sebagai salah satu wilayah pembangunan modeling budidaya rumput laut.

“Kami siap mendukung dan menjalankan program Kementerian Kelautan dan Perikanan dan yang diamanatkan juga oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Kami sudah siapkan SDM untuk dapat memproduksi bibit rumput laut kultur jaringan dalam memenuhi kebutuhan bibit bagi pembudidaya rumput laut di Rote Ndao,” ucap Maks.

Baca juga: KKP Berhasil Tingkatkan Pendapatan Pembudidaya di Semester I-2024

Budidaya rumput laut di Rote Ndao masih sangat alami dan selalu menjaga kelestarian dan kesehatan laut. Lanjut Maks, Program modeling budidaya rumput laut yang diusung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan menggunakan pelampung ramah lingkungan sangat kami dukung, karena program tersebut menjaga lingkungan. Selain itu program KKP ini sangat mengedepankan aspek mutu dan kualitas, sehingga dapat menjaga produksi rumput laut Rote Ndao sebagai salah satu rumput laut terbaik di dunia.

Maks menambahkan bahwa pihaknya juga memberikan bantuan berupa sarana dan prasarana untuk mendukung peningkatan produksi budidaya rumput laut di Rote Ndao. Selain itu juga Pemerintah Rote Ndao sering mengadakan pertemuan-pertemuan seperti sosialisasi bagaimana cara budidaya rumput laut yang baik dan berkelanjutan untuk pembudidaya disana.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan peningkatan produktivitas budidaya rumput laut melalui program modeling sebagai upaya mendukung geliat hilirisasi komoditas tersebut. Sebagai negara penghasil rumput laut terbesar di dunia, pemerintah ingin meningkatkan daya saing produk rumput laut di pasar global sehingga nilai ekspor yang dihasilkan lebih optimal.

Baca juga: KKP Terus Kawal Implementasi Kebijakan Pengelolaan Lobster di Indonesia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas