DKI Beri Stimulus Bagi UMKM Lewat Program Kolaborasi Sosial
Melalui program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) UMKM, masyarakat dapat menyalurkan bantuan kewirausahaan dalam berbagai bentuk.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM – Pandemi COVID-19 mengajarkan kita untuk saling bahu-membahu bertahan melewati masa-masa sulit ini. Tak terkecuali dalam menguatkan kembali sektor ekonomi, utamanya UMKM.
Sebuah program kolaborasi sosial diluncurkan Pemprov DKI Jakarta sebagai wadah bagi masyarakat untuk turut membantu memberikan stimulus bagi UMKM. Melalui program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) UMKM, masyarakat dapat menyalurkan bantuan kewirausahaan dalam berbagai bentuk.
Mulai dari pemberian pelatihan (online/offline), sarana dan prasarana, hingga permodalan. KSBB UMKM menyasar UMKM binaan Jakpreneur, sebuah program kewirausahaan yang dikembangkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
“Dalam program tersebut, posisi Pemprov DKI Jakarta sebagai penyedia platform bagi donatur dan penerima bantuan. Kami mempersiapkan data warga yang layak menerima bantuan dan mempertemukannya dengan donatur yang ingin berkontribusi melalui platform KSBB UMKM. Hingga saat ini, sudah ada 81 kolaborator di KSBB UMKM," terang Kepala Biro Perekonomian Provinsi DKI Jakarta, Mochamad Abbas, pada Selasa (3/11/2020).
Lebih lanjut, Abbas mengungkapkan, salah satu bentuk kolaborasi yang sudah terjalin adalah dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK memberikan pelatihan kepada sekitar 3.300 UMKM dari tanggal 5 Agustus sampai dengan 3 September 2020. Pelatihan yang diberikan, di antaranya strategi mengelola keuangan di masa pandemi dan pembuatan laporan keuangan sederhana; design produk dan kemasan; strategi branding/iklan dan penjualan online/offline.
"Ada juga strategi mengelola pelanggan, pelatihan sanitasi makanan dan minuman, serta sosialisasi sertifikasi halal," ujarnya.
Selain itu, Abbas menambahkan, Pemprov DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan perusahaaan start-up, seperti Gojek, Shopee, dan Bukalapak untuk memberikan pelatihan kepada binaan Jakpreneur.
"Materi pelatihan yang diberikan, antara lain strategi pemasaran dengan menggunakan WhatsApp bisnis, restrukturisasi pinjaman, meningkatkan keuntungan di masa pandemi melalui digital marketing, ide bisnis kreatif dan inovatif di masa pandemi," imbuhnya.
Sejalan dengan program pemberian stimulus kepada UMKM melalui kolaborasi sosial ini, pengamat ekonomi INDEF, Bima Yudhistira, mengatakan bahwa untuk memulihkan ekonomi yang terdampak pandemi memang salah satunya dengan menguatkan UMKM.
Ia menyebut, sebanyak 63,5 juta pelaku UMKM di Indonesia berperan penting dalam menggerakkan perekonomian, termasuk di Ibu Kota. Menurutnya, pemberian stimulus harus dilakukan secara cepat dan tepat.
“Langkah pertama tentunya kesehatan dulu dibereskan, setelah itu ekonomi, salah satunya melalui penguatan UMKM. Jangan sampai terlambat memberikan stimulus. Sehingga, para pelaku UMKM itu dapat terus bertahan di tengah pandemi,” tuturnya. (*)