Meriahnya Gelaran Pekan Terakhir HUT ke-495 Kota Jakarta
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kata ‘Hajatan’ dipilih karena istilah tersebut kental dengan budaya Betawi.
Editor: Content Writer
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Beragam acara digelar Pemprov DKI Jakarta untuk merayakan HUT ke-495 Kota Jakarta.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini kata ‘Hajatan’ dipilih karena istilah tersebut kental dengan budaya Betawi.
Alasan penjenamaan ‘Jakarta Hajatan’ diungkapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat membuka rangkaian acara peringatan HUT ke-495 Kota Jakarta di Pulau Bidadari, Kepulauan Seribu, pada 24 Mei 2022 lalu.
“Hajatan itu istilah yang sangat Betawi. Ini adalah istilah masyarakat Betawi dan kalau hajatan langsung tahu pasti ada syukurannya, ada senangnya, doa perayaannya,” ucap Anies.
“Hajatan itu pasti semua orang datang, zaman dulu masih saling bantu untuk bisa hajatan berjalan dengan baik,” sambungnya.
Pada acara Jakarta Hajatan tahun ini, tema yang diusung ialah ‘Kolaborasi, Akselerasi, dan Elevasi’.
“Hadirnya tema tersebut sebagai pesan optimisme, sekaligus bukti untuk seluruh elemen di kota maupun dunia, atas ragam usaha yang telah, sedang, dan akan terus dilakukan Jakarta ke depan, sekaligus merefleksikan kembali semangat kolaborasi yang sudah didengungkan selama lima tahun ke belakang,” ujar Kepala Biro Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta, Andriyansyah.
Tema ini dipilih lantaran semangat kolaborasi merupakan identitas Kota Jakarta. Kemudian, akselerasi untuk mendorong semangat pertumbuhan guna menghadapi ragam isu global.
“Sedangkan elevasi untuk mewujudkan visi peningkatan pelayanan, pengembangan dan inovasi, serta prestasi bagi kota dan warga Jakarta pada skala nasional dan global,” kata Andriyansyah.
Pada pekan terakhir Jakarta Hajatan, ada delapan kegiatan yang dihadirkan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Pertama, Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah (PGJSS) di 2.743 RW DKI Jakarta yang sudah dimulai sejak 20 Juni sampai 25 Juni 2022 mendatang. PGJSS dilaksanakan sepekan penuh dengan rangkaian kegiatan terkait pengelolaan sampah.
Mulai dari rembug RW untuk sosialisasi pengelolaan sampah, memilah sampah daur ulang ke bank sampah di wilayah masing-masing, hingga pengangkutan sampah bahan berbahaya beracun (B3).
Kemudian, pengolahan sampah organik menjadi kompos atau konversi maggot, pemilihan dan pengangkutan sampah residu atau sampah yang tidak bisa diolah lagi seperti tisu, popok sekali pakai, dan pembalut.
Rangkaian acara PGJSS ini ditutup dengan bersih-bersih massal di kampung-kampung atau lingkungan warga.