Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apakah Stunting Bisa Diobati? Ini Penjelasannya

Apakah stunting bisa diobati? simak penjelasannya dalam artikel ini, menurut beberapa narasumber terkait sosialisasi pencegahan stunting pada anak.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Sri Juliati
zoom-in Apakah Stunting Bisa Diobati? Ini Penjelasannya
Freepik
Ilustrasi anak stunting - Apakah stunting bisa diobati? simak penjelasannya dalam artikel ini, menurut beberapa narasumber terkait sosialisasi pencegahan stunting pada anak. 

Dilansir dari Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK.

Salah satu upaya pencegahan stunting pada 1000 HPK, yaitu memenuhi gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.

Sebab kekurangan gizi pada 1000 HPK bersifat permanen dan sulit diperbaiki.

Masyarakat mungkin mengira, keturunan adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik anak.

Namun, hal itu keliru dan sebenenarnya adalah akibat stunting.

Karena semestinya dilakukan dengan upaya mencukupi kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia dua tahun.

Ilustrasi anak saat masa pertumbuhan.
Ilustrasi anak saat masa pertumbuhan. (IST)

Pecegahan Stunting pada 1000 HPK

Berita Rekomendasi

Mengutip stikesbanyuwangi.ac.id, pemenuhan gizi yang baik selama 1000 HPK akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal.

Malnutrisi pada periode 1000 HPK bersifat permanen dan akan berdampak dalam jangka waktu yang panjang (trans-generasi).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemeriksaan IQ pada anak usia 22 bulan dapat menjadi indikator kemampuan akademik di usia dewasa.

Jika ibu hamil diberikan asupan gizi yang cukup maka bayi yang dilahirkan akan memiliki berat dan tinggi badan yang normal.

Hal itu akan berlanjut sampai bayi berusia 6 bulan dengan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) serta melanjutkan ASI sampai usia 2 tahun

Ketika sudah dewasa, stunting dapat mempengaruhi produktivitas kerja, komplikasi persalinan, dan meningkatkan risiko kegemukan.

Atau pun dapat terjadi obesitas yang akan memicu penyakit sindrom metabolik.

Halaman
1234

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas