Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Awas! Label 'Low-Fat' Terkadang Menipu

Jangan cepat percaya pada indikator rendah lemak (low fat) berbagai produk makanan karena terkadang mengecoh.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Awas! Label 'Low-Fat' Terkadang Menipu
Istimewa
Indikator rendah lemak jangan mudah dipercaya. 

TRIBUNNEWS.COM
Begitu banyak pilihan makanan kemasan yang kini hadir dalam dua versi: biasa dan "low fat", "light". Walau dilabeli rendah lemak, tapi apakah makanan tersebut juga rendah kalori? Belum tentu.

Seperti yang dilansir Medical Daily belum lama ini, Which?, majalah konsumen Inggris, menemukan beberapa makanan kemasan yang dilabeli "rendah lemak" masih tetap memiliki jumlah kalori yang sama dengan produk orisinalnya.

Seperti yang ditemukan Which? pada produk McVitie's milk chocolate digestive biscuit. Di saat versi "sehat" biskuit  tersebut mengandung lemak 30% lebih rendah dari versi oirisinalnya, jumlah kalori pada kedua versi tidak berbanding jauh, 77 dengan 85 kalori (tidak sampai 30%).

Kalau mengacu regulasi yang berlaku di Inggris, "low fat" berarti  mengandung lemak tidak lebih dari 3% lemak,  sedangkan "reduced fat" dan "light" harus mengandung kalori 30% lebih rendah dari versi orisinalnya.

Tidak hanya itu saja. Menurut ahli makanan Which?, Shefalee Loth, meski makanan tersebut memiliki  label-label tersebut, kenyataannya makanan itu  masih memiliki kandung gula dan garam yang tinggi.
Tidak sedikit konsumen yang terkecoh dengan label tersebut. Menurut survei Which?, dari 1.050  partisipan hanya 16 persen yang dapat mengindentifikasi produk tersebut tidak sepenuhnya sehat.

Untuk itu Shefalee menyarankan agar para konsumen lebih cermat dalam berbelanja. Perhatikan nutrition fact atau informasi nilai gizi pada kemasan makanan dengan cermat.

Menganggap masalah ini sangat krusial, Which? sedang gencar-gencarnya mengampanyekan label makanan yang lebih jelas.

Berita Rekomendasi

"Kami ingin semua produsen makanan dan supermarket mengenelkan sistem label makanan "lampu merah", tinggi (merah), medium (amber), rendah (hijau) lemak, garam, lemak jenuh, dan gula," kata Shefalee. Bagaimana di negeri sendiri? (Daniel Ngantung)

Baca artikel menarik lainnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas