Pringsewu, Menemukan Jawa Mini di Pulau Sumatera
Acara petualangan seru bertajuk 100 Hari Keliling Indonesia yang digelar Kompas TV dimulai.
Editor: Anita K Wardhani
WOW... Petualangan tiga bulan lebih 10 hari. Itulah salah program terbaru stasiun televisi Kompas TV. Perjalanan menyusuri pelosok Indonesia selama 100 hari nonstop yang dikemas dengan program titel 100 Hari Keliling Indonesia. Bintang film dan presenter Ramon Y Tungka selaku pemandu program bersama tim produksi Kompas TV melaporkannya catatan harian untuk pembaca Tribunnews.com. Berikut catatan hari ke-8.
TRIBUNNEWS.COM - Acara petualangan seru bertajuk 100 Hari Keliling Indonesia yang digelar Kompas TV dimulai. Senin (21/1/2013) tim memasuki hari ke 9 petualangan. Kali ini tim sudah melakukan perjalanan di Pulau Sumatera. Bagaimana serunya?
Produser 100 Hari Keliling Indonesia KOMPASTV, Fraya Wowiling melaporkan perjalanan tim dari Kabupaten Pringsewu yang masuk provinsi Lampung. Mendengar nama kabupaten ini mungkin yang terlintas di benak anda adalah sebuah kabupaten yang terletak di Pulau Jawa. Pringsewu , yang dalam bahasa jawa berarti bamboo seribu, adalah nama salah satu kota di Jawa Tengah.
Tapi Pringsewu yang satu ini lain. Sebelum pemekaran Pringsewu masuk dalam wilayah kabupaten Lampung Selatan, letaknya kurang lebih1,5 jam berkendaraan dari pusat kota Bandar Lampung. Apa yang menarik dari kabupaten Pringsewu di propinsi Lampung ini?
Sebagai permulaan, salah satu keunikan dari kabupaten ini adalah panorama tepi kota yang lagi-lagi mengingatkan kita akan tipikal daerah di Pulau Jawa.
Begitu masuk gerbang selamat datang berbentuk replika bilah-bilah gading raksasa, kita akan segera disambut oleh hamparan sawah hijau serta deretan kios yang menjajakan belut hidup. Belut ini ditawarkan sebagai buah tangan bagi para pelintas jalan. hanya dengan uang 20 ribu rupiah, anda bisa membawa pulang satu kantong plastik berisi belasan belut hidup.
Selain belut, satwa lain yang ikut memeriahkan Pringsewu adalah walet. Jika malam tiba, burung-burung walet berbaris rapih di kabel-kabel listrik serta di atap-atap ruko. Jumlahnya ribuaan. Meraka hanya bertengger diam, sama sekali tak terusik dengan lalu-lintas kendaraan serta keramaian di bawahnya.
Keunikan berikutnya dapat anda temui ketika anda menelusuri Kabupaten Pringsewu. Nama-nama desa seperti Tambak Rejo, Purworejo, Wonosobo, Tempel hingga Sidoarjo bisa anda temui di kabupaten ini.
Sempatkanlah singgah dan bercakap-cakap dengan penduduk Pringsewu, anda akan menemukan mayoritas warga Pringsewu Lampung ini bercakap-cakap dengan bahasa serta logat Jawa yang kental.
Keberadaan nama-nama desa yang amat mirip dengan nama daerah-daerah di Pulau Jawa, tentulah tak lepas dari sejarah Pringsewu yang merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi di propinsi Lampung.
Jadi jangan heran jika kita seakan menemukan Jawa mini di kabupaten Pringsewu.