Busana Pengantin Tradisional, Selera Internasional
Busana pengantin bernuansa tradisional, namun berselera internasional. Sangat modern dan segar tanpa meninggalkan identitas tradisional.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Untuk yang ketiga kalinya, Multi Kreasi Enterprise (MKE) menghelat pameran pernikahan dua tahunannya.
Acara yang berlangsung di Shangri-La Hotel Jakarta, dari 22-24 Maret ini mengangkat tema East Meets West Part III Embrace World's Coming Together. Diusungnya tema tersebut merupakan respon dari meningkatnya permintaan konsep pernikahan yang memadukan dua budaya Timur dan Barat.
"Kami melihat makin banyak permintaan konsep pernikahan yang memadukan budaya timur dan barat," ujar Emil Eriyanto, Direktur MKE, di Hotel Shangri-La, Jakarta, Jumat (22/3/2012).
Perpadauan tersebut, kata Emil, tidak hanya seputar budaya Indonesia dengan budaya Eropa saja. Tetapi budaya negeri Asia Timur dan Selatan, seperti India, Turki, Korea dan Jepang, dengan Eropa. Bisa juga budaya Indonesia berpadu dengan Asia Timur dan Selatan itu.
Berbicara ihwal pernikahan, tentulah tidak lepas dari soal busana pengantin. Para desainer busana pengantin pun mencoba mengakomodasi permintaan gaun berkonsep "east meets west".
Perpaduan dua budaya yang sangat bertolak belakang justru memberi ruang buat para desainer untuk membuahkan kreasi yang unik.
Busana pengantin bernuansa tradisional, namun berselera internasional. Sangat modern dan segar tanpa meninggalkan identitas tradisional.
Seperti koleksi busana pengantin yang ditampilkan beberapa desainer pada acara pembukaan pameran tadi malam, Jumat (22/3/2013).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.