Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Anak Rawan Dilecehkan Temannya Kalau Orangtua Terlalu Protektif

Kalau orangtua terlalu protektif, anak akan terlalu bergantung perlindungan orangtua. Anak rawan di-bully.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Anak Rawan Dilecehkan Temannya Kalau Orangtua Terlalu Protektif
sott.net

TRIBUNNEWS.COM - Maraknya berita kejahatan yang mengancam anak-anak membuat kita sebagai orangtua berusaha memberikan perlindungan maksimal untuk buah hati. Tetapi pola asuh overprotektif, yang membayangi anak ke mana saja, bisa berdampak buruk. Selain anak menjadi tidak mandiri, pola asuh seperti itu juga membuat anak rentan jadi korban perundungan (bullying).

Namun bukan berarti gaya pengasuhan tak peduli, atau gaya pengasuhan yang keras juga akan menghindarkan anak terlibat perundungan.  Gaya pengasuhan tersebut harus ditinggalkan karena penelitian menunjukkan pengasuhan seperti itu tetap meningkatkan kecenderungan anak menjadi target perundungan.

Efek dari pola asuh tak peduli dan sikap keras tersebut lebih kuat mempengaruhi anak untuk menjadi pelaku ataupun target perundungan dibandingkan dengan hanya menjadi target bully saja.

Jadi pola asuh apa yang paling tepat? Para ahli menyarankan pengasuhan yang hangat namun tegas.

Kesimpulan tersebut didapat dari tinjauan yang menganalisa 70 studi dan melibatkan 200.000 anak. Tinjauan dilakukan oleh para peneliti dari University of Warwickb di Inggris dan dimuat dalam jurnal Child Abuse & Neglect.

"Meskipun dibutuhkan keterlibatan, dukungan dan pengawasan yang baik dari orang tua untuk mengurangi kemungkinan anak terlibat dalam bully, namun proteksi yang berlebihan dari orang tua malah meningkatkan risiko ini," kata Dieter Wolke, salah satu penulis tinjauan.

Wolke memaparkan, anak membutuhkan dukungan, namun sebagian orangtua malah terlalu protektif sehingga anak menjadi terpacu untuk belajar hal negatif seperti bully dan semakin rentan.

Berita Rekomendasi

"Anak dengan orangtua yang terlalu protektif tidak mampu menjadi pribadi yang tegas sehingga mudah dijadikan target bully. Tapi mungkin juga anak tersebut justru menjadi pelaku bully," tuturnya.

Para peneliti mengatakan, anak dengan orangtua yang menerapkan aturan jelas tentang perilaku namun juga memberikan dukungan dan hangat lebih terhindar dari perilaku kekerasan terhadap temannya.

"Orangtua dengan pola seperti ini biasanya membiarkan anak mereka berkonflik dengan rekannya dan belajar untuk memecahkannya sendiri. Daripada selalu ikut campur hingga dalam setiap pertengkaran kecil," jelas Wolke.

Perundungan bukan hanya permasalahan di sekolah. Kecenderungan anak bertindak bully dimulai dari keluarga. Maka orangtua harus memulai mengoreksi sikapnya, dan mulai memberikan pola didik yang positif seperti kehangatan, kasih sayang, komunikasi, dan dukungan.

(Lusia Kus Ana/ Sumber: Healthday News)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas