Pentas Wayang Orang Togog Mbarang Sulap Pukau Penonton
Perhelatan wayang orang berjudul Togog Mbarang sulap benar-benar mau menghipnotis penonton.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perhelatan wayang orang yang digelar Wanita Katolik Republik Indonesia (PWRI) berjudul Togog Mbarang sulap benar-benar mau menghipnotis ratusan penonton yang mamadati Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Selasa (28/5/2013) malam.
Nyaris sepanjang pamentasan, penonton dibuat tertawa terpingkal-pingkal. Sebut saja saat
Togog (RD Yustinus Sulistiadi) menyulap 15-an prajurit Ima Imantaka menjadi perempuan.
Alhasil dari wajah serius ala tentara mereka berperan menjadi perempuan dengan gaya khas berjalan ataupun bercanda dengan teman-teman.
Atau saat dialog, istri Togog (Gracia Indri) justru meminta Togog yang berencana menemui raja Ima Imantaka justru meminta waktu lebih lama yakni 365 hari dari rencananya 40 hari.
"Jangan hanya 40 hari, 365 hari enggak apa-apa. 3 kali 365 hari juga enggak apa-apa," kata Gracia Indri.
Apa yang dikatakan sang istri membuat Togog marah dan mendorong tubuh istrinya sampai jatuh. Kejatuhan bintang sinetron dan presenter ini membuat penonton tertawa.
Wayang orang yang terdiri empat adegan ini bercerita kekecewaan Togog (RD Yustinus Sulistiadi) dan adiknya Mbilung (RD Th A Murjanto Rochadi Widagdo ) karena usahanya meluruskan kelakuan buruk para majikan gagal.
Keduanya iri kepada Semar (Rm Andreas S Niniprawira) yang selalu berhasil. Kemarahan dan hujatan terhadap para dewa dianggap tidak adil mendapat tanggapan.
Batara Narada turun dari Kayangan dan memberikan Togog keahlian ilmu sulap. Melalui ilmu itu, ia mencoba menginsyafkan para majikan di negara Ima Imantaka dengan menyulap adik sang raja (Mustokoweni) menjadi laki laki yakni Gatotkaca, putera Bima.
Bima atau Werkudara adalah putera kedua dari lima bersaudara dari negara amarta yang disebut pendawa lima.
Gatotkaca palsu pergi ke amarta mencuri pusat Amaeta. Keberhasilan Mustokoweni mencuri tak tajan lama. Priyambada putera arjuna sang penengah Pandawa berhasil mengambil pusaka itu dan mencuri haru sang puteri.
Togog dan Mbilung di satu pihak bertengkar dengan semar dan anak-anaknya dipihak lain. Kekacauan timbul dengan terjadinya perang yang kalau diusut usut dipicu permainan sulap Togog. Maka tujuan Togog yang ingin meluruskan kelakuaan majikan dengan bermain sulap.
Rupanya keahlian dan bakat yang dianugerahkan dari Atas harus dijalankan secarta arif tidak serampangan seperti yang dilakukan Togog.
Eko Sutriyanto