Kombinasi Maskulin dan Feminin pada Rancangan Biyan Wanaatmadja
Inilah sentukan kombinasi maskulin dan feminin pada rancangan desainer Biyan Wanaatmadja.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengenang 30 tahun desainer Biyan Wanaatmadja berkiprah, ruangan Leatris di lantai mezzanine, Hotel Mulia Senayan menggeber banyak kenangan karya sang desainer.
Perjalanannya dan segala yang tidak terduga itu, seperti tertransformasikan dalan 120 look terbaru BIYAN yang bertemakan "The Radiance Postcard".
"Saya teringat Ayah dan Ibu dulu senang mengirim postcard. Sekarang sudah jarang. Postcard buat saya semacam memorabilia. Ini seperti kolase kehidupan saya," ujar pemilik lini Studio 133 Biyan dan (X),S,M,L ini.
Youthful elegance, casual sophisticated, berkesan juxtaposition, begitu Biyan mendeskripsikan koleksinya ini.
Semuanya itu Biyan hadirkan lewat kombinasi elemen dan siluet maskulin dan feminin dengan sentuhan tradisional.
Atasan biru navy bersiluet kebaya dengan bahan shimmery coated lace yang elegan ia padukan dengan celana pendek yang maskulin.
Ada pula boyish coat bernuansa keraton dengan detail sulam yang menganggumkan dipadukan dress lace. Perpaduan yang playful tapi tetap sophisticated.
Kesan tradisional hadir dengan cara yang tak biasa dan tak terduga. Ia menampilkan pilihan busana yang menggunakan bahan print bermotifkan campuran motif kain tradisional seperti sarung, batik, songket, bahan, dan sutra.
Palet warna khas Biyan yaitu dusty pastels nan lembut seperti washed white, light khaki, peach, liliac tampil kontras dengan warna sogan, biru tua, dan hitam pada koleksi print ini.
Hadir pula bahan-bahan sheer atau transparan. Cocok bagi perempuan yang tak takut memamerkan keindahan kulitnya. Siluet lainnya seperti loose T-Shapes, kimono, celana sarung yang ramping, blouse x transparan yang solid.
Tembang-tembang yang mengiringi langkah para model membuat segala yang tidak terduga tadi santer terasa.
Peragaan dibuka dengan gesekan cello yang mengalunkan tembang "Gabriel's Oboe" karya Ennio Marricone yang menjadi lagu tema film "The Mission" (1986).
Tembang itu langsung ditimpali dengan koor yang menembangkan lagu Batak "Dago Inang Sarge". Belum selesai, potongan lagu "Back to Black" milik Amy Winehouse yang dinyanyikan ulang dengan gaya hip-hop oleh Beyonce dan Adrea 3000 untuk soundtrack film "The Great Gatsby" sudah menimpali.
Para tamu, beberapa di antaranya desainer muda seperti Oscar Lawalata, Didiet Maualana, dan Auguste Soesastro, serasa diajak masuk ke dalam kolase-kolase kisah klasik Biyan yang tak beraturan itu.
Seperti koleksinya, panggung pun ia tata sangat dramatis. Bila Karl Lagerfeld pernah menaruh singa emas raksasa di tengah catwalk Chanel, Biyan punya empat burung rajawali raksasa yang menggantung.
Koleksi ini sekali lagi menunjukkan kekuatan Biyan dalam memahami keinginan perempuan terhadap detail dan volume.
"Saat saya merancang, saya memposisikan diri saya sebagai pelanggan, yaitu para perempuan yang saya cintai," kata Biyan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.