Bulu Kuduk Christine Hakim Berdiri Gara-gara Manekin Ini
Aktris senior itu berhenti untuk mengamati salah satu karya Iwan Tirta.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Christine Hakim melangkah pelan-pelan menyusuri koridor Museum Tekstil Jakarta, dari bagian belakang menuju depan, Jumat (21/6/2013) malam. Saat itu adalah malam pembukaan pameran "Tribute to Iwan Tirta: Unveiling the Untold Story".
Tiba di depan, dekat pintu masuk gedung tua bekas villa peninggalan zaman Koloni itu, aktris senior itu berhenti untuk mengamati salah satu karya Iwan Tirta. Setelah beberapa saat tak bisa berkata-kata karena kagumnya, akhirnya pemeran Cut Nyak Dien ini berkomentar.
"Duh, bulu kuduk saya berdiri melihat karya Mas Iwan yang satu ini," ujar dia sambil menunjuk sebuah manekin yang menampilkan rok batik bersiluet pensil dengan paduan blouse velvet hitam berkerah cheongsam.
"Coba lihat motifnya, seperti bentuk bagian tubuh perempuan di mana bayi keluar. Ini melambangkan sebuah harapan dalam hidup. Tak ada yang bisa membuat batik seperti Mas Iwan," tutur Christine yang tampak mendalami tiap perkataannya.
Iwan Tirta, dalam kenangan bintang "Eat, Pray, Love" itu, adalah sosok pria yang mendedikasikan penuh seluruh hidupnya hanya untuk membatik dan melestarikannya agar batik sebagai identitas bangsa tidak punah. Bukan batik sembarang, namun batik tulis halus.
"Ia tidak sembarang dalam membatik. Setiap garis yang ditorehkan di atas kain merefleksikan hembusan nafas beliau. Sebelum berkarya beliau selalu bermeditasi," ujar Christine yang mengenal sosok Iwan Tirta sejak tahun 1970-an.
"Tribute to Iwan Tirta: Unveiling the Untold Story" menampilkan karya-karya maestro batik Iwan Tirta yang beberapa di antaranya belum pernah ditampilkan di depan publik sebelumnya. Diusung oleh Museum Tekstil dan PT.Pusaka Iwan Tirta, pameran ini berlangsung selama lima hari, 21-25 Juni 2013, di Museum Tekstil Jakarta, Jl. Aipda K.S Tubun No. 2 – 4 Jakarta Pusat.