Mau Pariwisata Maju? Harusnya Punya Bandara Udara Secanggih Ini
Kalau Indonesia mau pariwisatanya tidak kalah dibanding negeri tetangga, harusnya bandara udaranya secanggih ini.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
Ada pula Roving Agent yaitu petugas yang melakukan check-in penumpang dengan alat portable.
ARINC juga menawarkan Self Bag Drop atau ExpressDrop di mana penumpang yang telah melakukan check-in secara daring atau di CUSS KIOSK dapat memasukkan kopernya tanpa mengantri di counter check-in biasa.
Fasilitas lainnya adalah AirVue yaitu sistem informasi multimedia di bandara yang memungkinkan penumpang melihat informasi secara langsung (real time) melalui ponsel, tablet, dan perangkat lain yang berkoneksi dengan internet.
Teknologi ini diharapkan dapat mengurangi kongesti antrian yang merupakan masalah klasik bandara dengan jumlah penumpang yang melebihi kapasasitas bandara.
"Tak hanya penumpang, pihak bandara juga diuntungkan karena adanya penghematan jumlah petugas," tutur Nabil.
Keamanan bandara juga menjadi fokus ARINC dengan menghadirkan pintu masuk elektronik ARINC, sesuai dengan peraturan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional. Pintu ini berupa mesin MZRs yang dapat membaca paspor penumpang secara elektronik.
MZRs menyimpan rincian data penumpang secara efektif dan efisien sekaligus aman. Mesin mendukung program IATA ini multi bahasa sehingga dapat digunakan di berbagai bandara internasional. Keakuratan membacanya adalah 99,999 persen dengan pengakuan AviNet Global Network.
ARINC juga menyediakan ARINC VeriPax yang menawarkan bantuan menyeleksi data penumpang dan mendeteksi dokumen penerbangan palsu. Teknologi dirancang untuk dapat membaca data biometrik.
Di area boarding, ARINC menawarkan Pax Track dan Self Boarding. Pax Track menyediakan kemudahan maskapai penerbangan dalam mengatasi masalah keberadaan penumpang jelang keberangkatan.
Sedangkan Self Boarding memberi keleluasaan pada penumpang untuk melakukan boarding pass sendiri tanpa harus mengantri.
Dalam kacamata bisnis, ARINC melihat Indonesia sebagai pasar yang menjanjikan. "Indonesia is really a growing market and has positive vibe. Apalagi pemerintah mulai gencar memperbaiki infrastruktur" kata dia.
Namun diakui Nabil masih ada beberapa tantangan yang dihadapi salah satunya adalah sistem birokrasi yang belum tetap.
Yang terpenting, Nabil yakin teknologi ARINC dapat memberi solusi walau pihak pengelola bandara nantinya butuh waktu dan usaha keras untuk membantu para penumpang beradaptasi dengan teknologi yang ARINC tawarkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.