"Keramik Origami" Hiasi Koleksi Haute Couture Chanel
Karl Lagerfeld menampilkan deretan koleksi haute couture autumn-winter 2013 dari Chanel, Selasa (2/7/2013).
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Karl Lagerfeld kembali pamer karya. Masih di tempat favoritnya, Grand Palais, Paris, desainer asal Jerman itu menampilkan deretan koleksi haute couture autumn-winter 2013 dari Chanel, Selasa (2/7/2013).
"The old and new world" didapuk sebagai tema koleksinya kali ini. Sebelum koleksi ditampilkan, tema tersebut sudah santer terasa lewat dekorasi venue yang (selalu) menakjubkan.
Karl menyulap atrium Grand Palais menjadi sebuah teater tua yang berkesan sudah terabaikan dengan beberapa bagiannya yang telah ambruk. Kesan tersebut kian terasa dengan reruntuhan bangunan yang berserakan di sekitar venue.
Sebagai background panggung adalah gambar suasana pencakar langit di kota metropolis antah berantah.
"Saya menyajikan sebuah visi dari masa lampau ke masa depan, dari dunia yang lama ke baru. Hanya fashion yang dapat melakukan perjalanan tersebut," ujar Karl usai peragaan, seperti yang TRIBUNnews.com kutip dari Associated Press.
Visinya itu terlihat bagaimana desainer berusia 79 tahun itu mengolah bahan tweed, bahan yang selama ini identik dengan Chanel.
Sebagai look pembuka koleksi yang didominasi palet monokromatik seperti hitam, putih, dan silver ini, Karl menampilkan pilihan outerwear tweed yang tampak ringan dan wearable namun unik. Misalnya, coat dengan bagian keliman bawah menyambung ke bagian bahu, coat berlengan 3/4 dengan kerah melingkar seperti gelang.
Pilihan blouse klasik juga muncul misal tweed blouse dengan kancing double breasted, namun kali ini dengan variasi bentuk kerah sehingga terasa lebih modern.
Untuk evening wear, Karl menyajikan pilihan gaun bersiluet mermaid dan gaun "hipster" bersiluet a-line. Tak lupa permainan tulle dan organza menghiasi gaun-gaun tersebut.
Seperti biasa, keunikan detail menjadi kekuatan koleksi Chanel di bawah tangan Karl. Tampak beberapa dress dihiasi semacam panel yang berisikan semacam potogan kecil keramik lantai.
Ternyata bukan itu.
Menurut pengamatan Cathy Horyn, jurnalis fashion New York Times, dalam tulisannya di Blog On The Runway, "keramik" tersebut rupanya adalah lipatan-lipatan kecil dari kain sifon yang dibuat dengan teknik origami.
Tak terbayang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuatnya. Wajar saja, ini adalah koleksi haute couture atau adi busana. Segala sesuatu dibuat secara hand-made.
Pembuatan satu busana saja bisa memakan waktu rata-rata 700 jam dengan tenaga sampai 20 orang. Tak heran jika harga busana koleksi haute couture setara dengan harga satu unit mobil mewah.
Peragaan ditutup dengan koleksi gaun pengantin bersiluet blouse tweed dengan ekor panjang.
Daniel Ngantung