Serabi Hijau Primadona Takjil Puasa
Serabi hijau menjadi salah satu primadona menu buka puasa warga Kota Bekasi.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Serabi hijau menjadi salah satu primadona menu buka puasa warga Kota Bekasi. Selama sepekan lebih Ramadan berjalan, serabi dengan warna khas itu banyak diburu warga.
Salah satu kedai serabi yang banyak dikunjungi warga adalah Pondok Serabi Hijau di Jalan Baru Perjuangan, Teluk Buyung, Kota Bekasi.
Ahmad (29), warga Rawapanjang RT3/4, Bekasi Timur mengaku selalu mendatangi kedai serabi itu setiap bulan puasa tiba. "Babeh di rumah suka soalnya. Nggak setiap hari sih belinya, paling seminggu dua sampai tiga kali," tuturnya, kemarin.
Karyawan PDAM Tirta Patriot itu mengaku biasanya membeli dua pak serabi hijau. Satu pak berisi sepuluh kue serabi. "Saya beli dua karena satu buat orangtua, satu buat paman. Mertua kalau lagi nginep juga demen, jadi bisa nambah juga," sambungnya.
Erik (31), warga Babelan, Kabupaten Bekasi juga setali tiga uang. Dia beberapa kali menyempatkan membeli kue berbahan baku tepung terigu dan tepung beras itu untuk takjil puasa. "Harganya sekarang sudah naik, tapi rasanya masih sama, yang menarik mungkin karena sekarang ada yang pakai topping aneka macem," tuturnya.
Toto Subiyakto pemilik Pondok Serabi Hijau mengakui, omzet penjualan serabi hijau di kedai yang dirintisnya sejak tahun 2001 itu naik saat bulan Ramadan dibanding hari biasanya. Pada hari biasa, kedainya hanya menghabiskan bahan baku terigu satu karung setengah, atau sekitar 35 kilogram.
"Tapi kalau bulan puasa begini, satu hari minimal habis dua karung tepung terigu. Kalau hari Sabtu-Minggu, bisa sampai tiga karung tepung terigu habis sehari. Tepung berasnya juga sama, karena takarannya satu banding satu dengan tepung terigu," terangnya.
Permintaan serabi hijau, kata Toto, biasanya akan bertambah mulai dua minggu menjelang Lebaran. Jika permintaan meningkat, sepuluh orang pekerjanya akan habis-habisan melayani pelanggan. "Kalau sudah begitu, asal kuat saja yang kerja, sampai malam pun dilayani," ujarnya.
Toto mengatakan tetap menggunakan tungku yang dipanaskan nyala api dari kayu bakar untuk mempertahankan cita rasa serabi hijau itu. Awalnya, dia hanya menggunakan 5 tungku, namun sekarang sudah bertambah empat kali lipat menjadi 20 tungku. "Sekarang ini, satu jam bisa bikin sekitar 100 serabi, karena satu serabi butuh waktu memasak satu setengah sampai dua menit," ujarnya.
Di kedai itu, Toto menyediakan serabi hijau dengan gula duren, gula pandan, dan gula nangka. Kini, pembeli juga bisa memilih serabi hijau dengan aneka topping dari coklat, pisang, nanas, keju, nangka strawberry atau cukup serabi polos. Tentu saja dengan harga yang berbeda. (chi)