Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kisah Suka Duka Anton Prihardianto Mengoleksi Semua Instrumen Musik Tiup

Ini liku kisah suka duka Anton Prihardianto mengoleksi semua instrumen musik tiup.

Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Kisah Suka Duka Anton Prihardianto Mengoleksi Semua Instrumen Musik Tiup
istimewa

Laporan Lidwina H. R. Maharrini

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saxophone boleh jadi dikatakan sebagai alat musik yang mampu memikat mata dan telinga penggemar musik. Lengkungan-lengkungan yang dilengkapi tuts pada tubuhnya mampu menghasilkan suara indah nan berkelas.

Inilah sebab Anton Prihardianto (55) begitu mencintai perannya sebagai pemain sekaligus pengajar alat musik tiup ini.

Kekagumannya pada saxophone membuat ia bersama istrinya Tina (55) mengoleksi berbagai macam jenis saxophone. Bukan cuma itu, mereka juga mengumpulkan berbagai alat musik tiup lainnya, di antaranya flute, clarinet, terompet, dan oboe di kediaman mereka sendiri yang disebut sebagai Rumah Tiup. Pada rumah yang terletak di Jl. H. Taiman Barat 1 No. 71, Pasar Rebo, Jakarta Timur, kegiatan jual-beli alat musik tiup juga terlaksana.

Bahkan Anton dan Tina juga memberi fasilitas belajar gratis pada siapapun yang berminat besar untuk mahir memainkan alat musik tiup.

Bagi Anton, saxophone adalah alat musik yang keren. "Kita melihatnya saja sudah senang. Lihat orang main sudah senang, apalagi bisa main," katanya.

Pria beranak dua ini bercita-cita membagi kebahagiaan pada semua orang melalui alat musik yang ditemukan pada abad ke-18 itu.

Berita Rekomendasi

"Saat kita bisa memainkan sudah senang. Ketika kita perdengarkan ke orang, orang juga ikut senang. Sehingga tujuannya juga memasyarakatkan ini ke semua orang," tambah dia.

Saxophone diakui Anton dan Tina lebih identik dengan kalangan kelas menengah ke atas. Meski begitu, mereka ingin kegemaran bermain saxophone dilakukan orang dari semua kalangan.

"Ini sesungguhnya boleh dianggap sebagai mainan. Mainan yang lebih dari sekadar boneka, karena ini juga memandaikan kita. Kalau kita sudah pintar, bisa menjadi alat untuk menyenangkan orang lain juga. Padahal ini mainan," tutur Anton sambil tertawa.

Keinginan pasangan suami istri ini menghantarkan kebahagiaan lewat alat musik tiup lah yang menginspirasi mereka untuk terus mengajar. Pembeli alat musik di Rumah Tiup bisa mendapat fasilitas belajar gratis dengan jaminan langsung bisa dalam waktu yang singkat.

"Kalau misalnya beli di kita otomatis bisa kita ajarin gratis. Saxophone garansi satu tahun dan belajar gratis sampai bisa. Kalaupun ada yang sudah punya saxophone datang ke sini untuk belajar ya bisa kena charge juga. Biasanya Rp 150 ribu untuk sekali datang. Belajar saxophone itu mahal, lho. Di sini lebih murah dan dijamin empat kali datang sudah pintar," papar Tina.

Bukan monopoli kalangan elit

Untuk bisa memiliki alat musik ini, memang butuh merogoh kocek agak dalam. Hal tersebut tak ditampik Tina. Namun diakui Tina warga dari kalangan menengah ke bawah tidak ketinggalan mempelajari cara bermain alat musik ini meski harganya tidak murah.

"Di sini kan kita saling subsidi, ya. Semisal ada kalangan menengah ke bawah, harga (saxophone)-nya ada yang Rp 2,5 juta. Itu masih terlalu mahal untuk mereka sehingga akhirnya ada yang menyicil. Tapi nggak semua, kita pertimbangkan dengan kemampuan mereka," kata perempuan kelahiran Lampung ini.

Tina juga menyatakan tidak sedikit dari peserta kalangan menengah ke bawah yang belajar di Rumah Tiup menjadikan keahliannya bermain saxophone sebagai profesi. Sekali main, tambah Tina, kalangan tersebut bisa mendapat upah sebesar Rp 350 ribu. Hasilnya biasanya mereka tabung untuk membayar cicilan atau membeli saxophone yang lebih baik.

Rumah Tiup menampung lebih dari 200 alat musik tiup. Kebanyakan terdiri dari saxophone dengan berbagai jenis, yakni sopranino, sopran, alto, melodi, tenor, bariton, dan bas. Di sana bisa ditemukan saxophone dalam bentuk yang pertama kali ditemukan, hingga bentuk modern. Hampir semua alat musik di sana masih dapat difungsikan dengan baik.

Selain mengoleksi, Anton dan Tina juga menjual saxophone dengan brand-nya sendiri, Valentine, Antonio, dan Anthony. Mereka juga menjual alat musik tiup bekas yang berasal dari Eropa, Amerika, dan Asia. Alat-alat musik tersebut dijual dengan kisaran harga Rp 2,5 juta sampai tak terhingga untuk yang bekas. Sedangkan untuk yang baru, sekarang dijual seharga Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.

Rumah Tiup aktif berdiri sejak tahun 1998. Hingga saat ini Rumah Tiup telah memiliki dua cabang, yakni di Cibubur, Jakarta Timur, dan Yogyakarta, Jawa Tengah. Dua cabang tersebut dikelola oleh anak-anak mereka yang juga gemar dan mahir bermain saxophone. Penggemar musik tiup yang hobi main ke rumah ini pun tergabung dalam Komunitas Rumah Tiup. Sampai saat ini, anggotanya berjumlah lebih dari 2000 orang, dari seluruh Indonesia.

Saat ditanya mengapa memilih mengagumi saxophone dibanding alat musik lain, Tina menyatakan saxophone bisa membuat orang jadi lebih percaya diri.

"Misalnya ada anak yang tidak dikenal di sekolahnya. Kemudian dia main saxophone di atas panggung. Semua orang mengelu-elukan, jadi dia bangga. Jadi dari bukan siapa-siapa jadi orang yang spesial. Ya itulah saxophone," ucap Tina.

Senada dengan Tina, Anton juga menganggap bahwa saxophone adalah alat musik yang spesial.

"Memang ini dibanding alat musik yang lain dia cukup spesial, ya. Gitar gitu sudah biasa. Jadi kita membantu mewujudkan impian orang untuk menjadi spesial," kata pria asal Yogyakarta ini.

Pria yang pernah mengiringi penyanyi kondang Krisdayanti ini tak henti-henti mengajak masyarakat untuk bermain saxophone. Ia ingin menyebarkan kebahagiaan melalui alat musik yang dianggapnya spesial itu.

"Jadi sungguh-sungguh mengajak, yuk happy-happy. Temanya itu. Kalau belum bisa tak ajari gratis, kalau rusak tak dandani (perbaiki). Sing penting koe iso, aku udah seneng (yang penting kamu bisa saya sudah senang). Ini gampang, lho, walau kelihatannya rumit. Nggak percaya? Coba saja...," kata Anton disusul dengan tawa.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas