Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Ranitya Nurlita: Sepatu Saya Celupkan Pantai Kronjo, Bau Busuk Ikan dan Oli Menyengat

Ranitya Nurlita, cewek peduli lingkungan ini prihatin pencemaran di Pantai Kronjo, Banten. Bau busuk ikan dan oli menyengat.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Ranitya Nurlita: Sepatu Saya Celupkan Pantai Kronjo, Bau Busuk Ikan dan Oli Menyengat
Tribunnews.com/ Daniel Ngantung
Ranitya Nurlita 

TRIBUNNEWS.COM - Ranitya Nurlita (22) punya cara unik untuk mengatasi pencemaran air laut dan pendangkalan di pesisir Kronjo, Banten. Bukan dengan peralatan canggih, melainkan dengan komik.

Kronjo adalah salah satu daerah di Provinsi Banten yang pesisirnya, tepatnya tak jauh dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kronjo, mengalami masalah pencemaran yang cukup parah.

Kebiasaan membuang sampah dan limbah sembarangan mulai dari sampah rumah tangga sampai limbah oli perahu oleh nelayan laut menjadi faktor penyebab utama masalah tersebut.

Dampaknya, banyak ikan yang mati massal akibat keracunan oli. Sampah juga menyebabkan laut di pesisir Kronjo mendangkal.

"Saking kotornya, sepatu  yang saya celupkan ke air laut di sana sudah tidak bisa dipakai lagi karena bau busuk ikan yang menyengat dan pekatnya warna oli," cerita Ranitya kepada TRIBUNnews.com saat jumpa press HiLo Green Ambassador di Luna Negra, Kamis (5/9/2013). Ranitya adalah salah satu 20 finalis besar HiLo Green Ambassador 2013 perwakilan DKI Jakarta 1.  

Kondisi yang memprihatinkan itu membawa Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor yang memiliki program "Bina Desa" datang ke Kronjo.

Bina Desa terdiri dari lima tim, salah satunya adalah Divisi Pendidikan di mana Ranity tergabung di dalamnya.

BERITA TERKAIT

"Tim pendidikan bertugas untuk memberikan edukasi soal kebersihan pantai dan pencemaran air laut. Tapi kami juga ingin mengedukasi dengan cara yang juga bisa dinikmati oleh anak-anak," kata perempuan kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, itu.

Lahirlah ide komik "Pentingnya Menyelamatkan Lautan" yang sarat dengan pesan. Berbekalkan hobi melukis, Ranitya bertugas mendesain komik. Sementara alur ceritak merupakan hasil rembukan tim.

Hasil akhir komik belum berwarna. Nanti anak-anaklah yang akan mewarnai komik tersebut.

"Diharapkan dengan aktivitas mewarnai ini mereka dapat berkreasi dan secara tidak langsung mereka juga tahu bagaimana menjaga lingkungan, khususnya pantai dan laut,"  kata dia.

Alur ceritanya dimulai dari pengenalan tokoh, yang tak lain adalah macam hewan laut, kasus perusakan lingkungan laut, hingga solusinya.

"Pesan yang disampaikan di antaranya adalah manusia tidak boleh membawa sampah dan limbah sembarang, menangkap ikan dengan bom atau pukat harimau, dan over fishing. Komik ini juga mengajarkan anak bagaimana cara menjaga kebersihan laut," kata Ranitya.

Sejak dimulai dua tahun lalu dan berlangsung setiap tiga bulan sekali, program mewarnai komik ini telah menjangkau sekitar 20 anak, mulai dari kelas TK sampai kelas 4.

Menurutnya, perubahan kebiasaan pun sudah terasa. Anak-anak mulai membuang sampah pada tempatnya, dan menjaga kebersihan diri seperti cuci tangan.

Ranitya sempat membuat versi bahasa Inggris. "saat itu dalam rangka ikut forum lingkungan di Bangladesh. saya ingin mengenalkan komik ini," kata dia.

Ranitya berharap, upaya yang sama bisa dia lakukan di daerah lain yang memiliki masalah serupa dengan Kronjo. Misalnya, kata Ranitya, Sungai Ciliwung dan Teluk Jakarta.

"Dengan Komik situasi seperti ini saya rasa anak dapat lebih mudah memahami situasi yang terjadi di lingkungan sekitarnya," kata Ranitya.

Daniel Ngantung

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas