Empat Desainer Indonesia Pamer Karya di Paris Fashion Week
Untuk kali pertamanya, desainer mode Indonesia mendapat kesempatan untuk menampilkan karya mereka di perhelatan Paris Fashion
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Untuk kali pertamanya, desainer mode Indonesia mendapat kesempatan untuk menampilkan karya mereka di perhelatan Paris Fashion Week (PFW) akhir September ini.
Mereka adalah Toton, Tex Saverio, Yosafat Dwi Kurniawan, dan label Major Minor (Ari Seputra, Inneke Margarethe, dan Ambar Pratiwi). Keempat desainer dan label tersebut merupakan desainer hasil binaan program Indonesia Fashion Forward, program binaan yang diusung Jakarta Fashion Week (JFW), bekerja sama Centre for Fashion Enterprise, London.
Ketua Umum Jakarta Fashion Week, Svida Alisjahbana menjelaskan, ini merupakan kesempatan langka mengingat Chambre Syndicale--penyelenggara PFW--dikenal sangat selektif dalam memilih desainer yang pantas tampil di ajang tersebut.
"Tak sedikit desainer Amerika dan Inggris yang telah bertahun-tahun mengajukan permohonan namun tak kunjung diterima juga," kata Svida dalam jumpa pers di Ruang Serba Guna Departemen Perdagangan, Rabu (18/9/2013).
Svida menegaskan, keempat desainer dipilih setelah melewati hasil kurasi yang ketat. "Kami menilai mereka sudah siap menjadi pemain di fashion internasional," jelas Svida.
Toton, Yosafat, dan Major Minor, akan mengenalkan koleksi busana siap pakai mereka di ajang Trace Spring Summer 2014 Paris Showroom. Di situlah, buyer dari beberapa department store seluruh dunia berinteraksi langsung dengan desainer untuk melakukan penawaran dan perjanjian.
Sementara Tex Saverio, yang karyanya sudah pernah membaluti tubuh pesohor dunia seperti Lady Gaga dan Jennifer Lawrence, akan memamerkan koleksi di runway Paris Fashion Week di Place de la Concorde, 28 September mendatang.
Yosafat mengaku sangat bangga sekaligus tertantang.
"Ini adalah tantangan tersendiri buat saya sebagai desainer Indonesia. Bagaimana menghadirkan koleksi yang bisa diterima sesuai selera pasar internasional namun sekaligus sesuai selera Indonesia. Karena at the end of the day, kita menjualnya di Indonesia juga," ujar dia.
Yosafat yang memiliki karakter desain yang minimalis dengan penggunaan bahan digital printing yang menarik, akan menampilkan pilihan dress yang dipadukan dengan perhiasan emas dari Museum Nasional.
"Ini bukan koleksi yang hilang itu ya," ujar dia bercanda.
Svida menuturkan, keikutsertaan desainer Indonesia hasil binaan Indonesia Fashion Forward di PFW merupakan kebanggaan tersendiri buat JFW.
"Ini seperti menjadi pembuktian diri bahwa JFW adalah pusat pengarah tren mode Indonesia sebenarnya," kata dia.