Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Ritual Mandi Safar, Cara Nelayan Lombok Jaga Kelestarian Laut

Mandi Safar adalah kegiatan tahunan yang dirayakan secara bergantian di Gili Air, Meno dan Trawangan.

Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Agung Budi Santoso
zoom-in Ritual Mandi Safar, Cara Nelayan Lombok Jaga Kelestarian Laut
Rare
Kampanye Pride yang bertujuan untuk mempromosikan rencana zonasi di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, Lombok Utara. 

TRIBUNNEWS.COM - Kampanye Pride yang bertujuan untuk mempromosikan rencana zonasi di Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra, Lombok Utara, terus digalakkan.

Rabu (1/1/2014), Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Wilayah Kerja Gili Matra bersama Rare, organisasi konservasi global, memanfaatkan acara adat tahunan Mandi Safar untuk mendorong nelayan dan masyarakat mematuhi aturan zonasi di kawasan tersebut lewat kampanye Pride.

Mandi Safar adalah kegiatan tahunan yang dirayakan secara bergantian di Gili Air, Meno dan Trawangan. Kegiatan ini bertujuan untuk mensyukuri nikmat Tuhan Yang  Maha Kuasa atas nikmat dari alam yang diberikan.

Dalam ritual yang merupakan campuran dari budaya Sasak dan Bugis ini, semua masyarakat yang ikut akan menceburkan diri ke laut. Tak terkecuali Wakil Bupati dan pejabat daerah Lombok Utara hadir dalam acara ini.

Dalam kegiatan tersebut, nelayan diajak untuk hanya menangkap ikan di zona perikanan berkelanjutan.

Ade Zulkarnain Lubis Koordinator BKKPN Wilayah Kerja Gili Matra dalam siaran persnya kepada Tribunnews.com, mengatakan upaya sosialisasi terus dilakukan sembari menunggu keluarnya penetapan dokumen Rencana Pengelolaan dan Rencana Zonasi TWP Gili Matra oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.

Aturan zonasi perlu diterapkan agar kegiatan nelayan dan wisata tidak mengganggu keseimbangan kawasan perairan Gili Matra. Zonasi akan menjaga keberlanjutan perikanan dan pariwisata di Gili Matra.

Berita Rekomendasi

"Mudah-mudahn keluar awal 2014 ini. Melalui kampanye Pride ini, Balai KKPN mencoba menyebarluaskan informasi mengenai zonasi yang akan ditetapkan nantinya, sehingga ketika Surat Keputusan dikeluarkan, masyarakat di Gili Air, Meno dan Trawangan sudah siap", ujar Ade.

Berada di Lombok Utara, TWP Gili Matra yang memiliki luas 2954 hektar merupakan salah satu tujuan wisata bahari yang diminati di Pulau Lombok.

Menurut data dari Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Informatika Kabupaten Lombok Utara, kunjungan wisatawan ke Gili Matra terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada 2008 total kunjungan wisatawan ke Gili sebanyak 42.119 orang dan pada 2011 meningkat menjadi 268.657 orang. Gili Matra juga menjadi lokasi penangkapan ikan bagi nelayan yang berasal dari dalam maupun luar Gili. Oleh karenya penetapan aturan zonasi sangat penting untuk menjaga kelestarian lingkungan setempat. 

 Guna mendorong kepatuhan nelayan terhadap zonasi, BKKPN  juga memfasilitasi sekelompok masyarakat di Gili Air untuk mendirikan koperasi simpan pinjam (KSP) pada Agustus 2013 lalu. KSP Pada Mele, demikian nama koperasi tersebut, terbilang unik karena mewajibkan anggotanya menaati aturan zonasi TWP Gili Matra. Aturan mengenai zonasi secara tegas tertulis dalam pola kebijakan koperasi yang kini beranggotakan 41 orang tersebut.

 "Koperasi ini didirikan agar nelayan mempunyai wadah untuk mengumpulkan dan meminjam  modal usaha. Supaya kelak nelayan juga bisa mengembangkan usaha baru atau mungkin ikut menjadi pelaku wisata, dan tidak hanya tergantung dari hasil menangkap ikan", terang Abdus Sabil, Manajer Kampanye BKKPN Wilayah Kerja Gili Matra.

Lebih lanjut, Sabil mengatakan pihaknya akan terus menyebarluaskan informasi aturan zonasi di Gili Matra termasuk mengenai koperasi ini melalui berbagai media setidaknya sampai Mei 2014 mendatang.

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas