Dari Drama Banjir Jakarta, Yosafat Mantap Pamerkan Koleksinya di Paris Fashion Week
Yosafat Dwi Kurniawan kembali mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karyanya di Paris Fashion Week (PFW) akhir Februari ini.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawawn Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desainer muda Indonesia Yosafat Dwi Kurniawan kembali mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan karyanya kepada para buyer internasional di Paris Fashion Week (PFW) akhir Februari ini.
Ia bersama empat brand dan desainer Tanah Air lainnya akan memamerkan koleksi musim gugur-dingin 2014 di Triangle Showroom, Paris.
Sempat memamerkan karyanya di PFW musim semi-panas 2014 akhir September lalu, Yosafat mengaku persiapan kali ini terasa jauh lebih menantang. Semuanya akibat banjir.
"Saya sempat mengalami drama banjir saat menyiapkan koleksi ini," cerita Yosafat saat ditemui Tribunnews.com usai trunk show koleksinya itu di E&O Restaurant, Rabu (19/2/2014).
Jalanan di depan studionya yang berlokasi di kawasan Jelambar, Jakarta Barat, sempat terendam banjir sehingga menggangu akses karyawannya.
"Listrik sempat mati pula. Padahal kami sudah dikejar deadline. Quite dramatic. Tapi saya pernah mengalami yang lebih dramatis lagi," kenang Yosafat yang mengaku menyiapkan koleksi tersebut hanya dalam kurun waktu dua minggu.
Cuaca buruk itulah yang juga menginspirasi Yosafat dalam merancang koleksi musim gugur-dingin 2014 yang akan dibawa ke Paris nanti.
Mega Mendung begitu ia memberi nama koleksinya itu. "Koleksi ini dibuat saat Jakarta lagi sering mendung," katanya.
Didominasi palet hitam, koleksi ini menampilkan pilihan dress berpotongan edgy dengan permainan print bernuansa bebatuan khas Yosafat.Total ada 12 look yang terdiri dari 20 item busana yang dibawanya nanti. Material yang ia gunakan kali ini antara lain duchess, wool, satin, dan sedikit tenun pekalongan.
Nama "Mega Mendung" juga tak lepas dari motif mega mendung yang ia aplikasikan pada busana rancangannya. Tampak mini dress dan coat hitam dihiasi aplikasi sequin berbentuk motif batik mega mendung. Yosafat berusaha mentranslasikan nuansa tradisional dengan cara yang lebih modern.
"Saya rasa motif mega mendung sangat mudah diterima di pasar internasional karena bentuknya yang simpel," ujar peserta Fashion Forward Indonesia ini.
Belajar dari pengalamannya di Paris September lalu, Yosafat merasa koleksi ini jauh lebih matang dari sebelumnya. Ia mendapatkan banyak masukan dan krititkan baik dari sisi produk maupun presentasi dan materii promosinya. Semuanya itu, ia jadikan bahan evaluasi.
Ia berharap koleksi Mega Mendung mendapat respon positif dari para buyer di Paris.