Saatnya Beralih ke Deterjen Alami
Deterjen sebagai senyawa yang mampu menghilangkan noda dan bau pada pakaian ternyata mengandung bahan membahayakan kesehatan
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM- Deterjen sebagai senyawa yang mampu menghilangkan noda dan bau pada pakaian ternyata mengandung bahan-bahan yang membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup. Limbah deterjen yang mengalir disungai dapat memicu pertumbuhan enceng gondok.
Merambatnya enceng gondong pada seluruh permukaan sungai dapat menghabat masuknya sinar matahari ke dalam sungai. Hal ini dapat merusak kehidupan di dalamnya. Disamping itu, deterjen juga dapat memicu kerusakan kulit bahkan dapat menyebabkan kanker.
Maka, pengguna harus lebih jeli dalam penggunaan deterjen. Sebaiknya gunakan deterjen yang mengandung bahan-bahan alami. Deterjen jenis ini biasanya bebas dari pemutih klorin, aroma sintetis dan pewarna.
Berbeda dengan deterjen biasa, deterjen alami mengandung bahan-bahan yang terbuat dari tanaman (bukan petrolium), mengandung biodegredabel (bahan yang berasal dari materi organik seperti tanaman dan hewan) dan sufactant (sejenis bahan kimia anorganik yang berfungsi seperti sabun, memiliki kemampuan untuk mengurangi kerekatan minyak).
Bahan-bahan ini dapat bekerja dengan baik pada air dingin. Jadi pastikan untuk menggunakan air dingin ketika mencuci. Untuk itu, lebih teliti membaca kandungan produk deterjen ketika berbelanja.
Selain itu sebaiknya hindari penggunakan pemutih berklorin. Pasalnya pemutih berbahan klorin dapat mengiritasi kulit juga mata. Sementara pemutih non klorin mengangun hidrogen peroksida; sebuah senyawa anorganik yang ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu berbahaya.
Untuk mendapatkan pemutih jenis ini, Anda dapat membelinya di toko-toko atau Anda juga dapat membeli cairan hidrogen peroksida dengan konsentrasi 3% di toko kimia. Tambahkan cairan ini pada cucian Anda.
Faktarnya, rumah tangga di US mengganti satu dari 64 ons botol penulih berklorin dengan pemutin non klorin. Hasilnya, mereka dapat menjegah 11,6 juta pons klorin untuk merusak lingkungan.