Pesona Songket Tenun Halaban di Ruang Makan Formal Modern
Tenun yang selama ini identik sebagai kebutuhan mode, rupanya juga dapat menambah nilai estetika pada sebuah ruangan.
Editor: Anita K Wardhani
![Pesona Songket Tenun Halaban di Ruang Makan Formal Modern](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20140816_145416_desainer-interior-hendramianto-syamsulhadi.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenun yang selama ini identik sebagai kebutuhan mode, rupanya juga dapat menambah nilai estetika pada sebuah ruangan.
Oleh tangan dingin desainer interior Hendramianto Syamsulhadi, tenun menjadi pelengkap manis untuk ruang makan yang modern dan penuh gaya.
Sammy, begitu panggilan akrabnya, termasuk satu dari 12 desainer interior komunitas ID12 yang memamerkan karyanya dalam The Colours Indonesia, di Atrium Senayan City, 15-24 Agustus.
Di pameran kolaboratif itu, para desainer berkesempatan unjuk kebolehan menata sebuah ruangan modern yang inspirasinya datang dari kekayaan budaya Indonesia. Satu desainer satu ruangan.
Sammy yang mendapat bagian mendesain sebuah ruang makan formal terilhami dari pesona tenun Halaban Sumatera Barat.
Di instalasi ruang makan formal berukuran sekitar 2x5 meter itu, Sammy menghadirkan tenun Halaban dalam rupa padded wall, semacam hiasan pada dinding berupa bantalan yang memberikan aksen "menimbul".
Namun dalam desain Sammy, padded wall hadir seperti tenun berfigura yang terdiri dari beberapa panel sehingga terasa lebih bersahabat bagi ruang makan formal yang kecil.
Padded wall tenun Sammy terdiri dari dua warna, silver dan dusty pink, yang ia susun secara selang-seling. Penggunaan warna tersebut dimaksudkan untuk memberikan sentuhan yang modern.
Keterlibatan Sammy dalam program yayasan Cita Tenun Indonesia (CTI) yang diprakarsai Okke Hatta Rajasa menjadi alasannya untuk menjadikan tenun sebagai sumber utama inspirasinya.
Bersama CTI, Sammy berbagi ide kepada perajin di daerah terpencil sehingga mereka memiliki gambaran desain tenun yang sesuai dengan keinginan pasar. Tujuan utamanya mengangkat perekomomian rakyat melalui kearifan lokal.
Halaban merupakan salah satu daerah yang pernah Sammy garap bersama CTI.
"Halaban adalah satu dari tiga daerah penghasil tenun di Sumatera Barat. Daerahnya terpencil sekali. Tenun di sana belum tergarap maksimal," ujar Sammy yang ditemui Tribunnews.com usai peresmian The Colours of Indonesia di Senayan City, Jumat (15/8/2014).
Tantangan yang ia temui adalah meyakinkan para perajin untuk menyesuaikan pola desain yang lebih modern dan dapat diterima pasar. Maklum saja, para perajin sudah terkonsep dengan pola dan motif yang sudah turun-temurun.
"Butuh kesabaran memang," kata Sammy. Namun ia yakin itu semua demi kebaikan para perajin.
Di instalasi Sammy, tenun buah karya para perajin juga tampak sebagai aksen pada bantal penghias kursi makan ber-handle. Di atas meja makan panjang, tampak taplak runner abu-abu yang di atasnya dihiasi sejumlah pot tanaman, lilin dan beberapa buah labu yang berwarna oranye segar.
Untuk lighting, ia mengandalkan lampu gantung yang terdiri dari rangkaian panel bermotif heksagonal berhiaskan kristal Swarovski.
"Kunci agar ruangan tetap terlihat stylish dengan benda berelemen Indonesia, hadirkan benda tersebut sebagai aksen. Jangan terlalu keramaian nanti malah terasa bosan atau norak," ujar Sammy.