Iwet Ramadhan Berbagi Ilmu Filosofi Batik di Thamrin City
Desainer Iwet Ramadhan memaknai Hari Batik Nasional yang jatuh hari ini, Kamis (3/10/2014), sebagai momentum untuk mengenal batik lebih dalam lagi.
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presenter dan desainer Iwet Ramadhan memaknai Hari Batik Nasional yang jatuh hari ini, Kamis (3/10/2014), sebagai momentum untuk mengenal batik lebih dalam lagi.
"Sudah lima kali kita merayakan Hari Batik. Tahun-tahun sebelumnya mungkin Hari Batik dijadikan momen untuk membangkitkan minat masyarakat memakai batik. Nah, di Hari Batik kali ini, baiknya kita jadikan momen untuk memahami cerita di balik batik itu sendiri," ungkapnya di acara peluncuran botol bayi bermotif batik oleh Pigeon hari ini.
Iwet yang empat tahun terakhir mendalami teknik membatik ini mengaku prihatin terhadap masyarakat Indonesia yang ternyata hanya sekedar memakai batik tanpa memaknai filosofinya.
Ini terlihat jelas dari pengalamannya ketika berkunjung ke Thamrin City, pusat perbelanjaan di kawasan Tanah Abang yang disebut-sebut sebagai pusat batik.
Sebagai desainer yang menaungi dua label busana batik, Iwet kerap menyambangi Thamrin City untuk sekedar memantau jenis batik yang diminati pasar.
"Sembari memantau, saya suka iseng bertanya-tanya sama penjualnya tentang produk batik yang mereka jual, mulai dari asal hingga arti motifnya. Apa yang terjadi? Ternyata mereka engga bisa menjawab," ungkapnya.
Sekedar berbagi ilmu, Iwet pun mencoba menjelaskan filosofi batik tersebut kepada sang penjual.
Tak hanya di dalam negeri, di luar negeri pun begitu. Suatu hari ia sempat menemukan jas bermotif batik sogan di sebuah toko ritel high-street fashion ternama di Singapura.
"Penasaran, saya akhirnya mencoba memanggil manajer toko. Dia awalnya engga tahu itu motif batik, akhirnya saya jelaskan deh. Mau di Thamrin City, atau di Singapura, gue kuliahin deh," ujarnya sembari tertawa.