Perempuan Lebih Stres Usai Cerai, Psikolog: Hasil Penelitian Jadi Bahan Instrospeksi
Psilolog Bertha Sekunda menanggapi dingin hasil penelitian terbaru yang dilakukan New Gallup terhadap 131.159 penduduk Amerika berusia dewasa
Penulis: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Bertha Sekunda menanggapi dingin hasil penelitian terbaru yang dilakukan New Gallup terhadap 131.159 penduduk Amerika berusia dewasa yang masih lajang. Apalagi, disebutkan bahwa penelitian ini menemukan fakta perempuan lebih menderita dibandingkan pria. Penyebabnya adalah tingkat kesejahteraan perempuan cenderung menurun usai bercerai. Namun, hal yang demikian tidak terjadi pada pria.
"Menurut saya, hasil penelitian ini tidak perlu diterima mentah-mentah oleh seluruh pihak. Hasil penelitian ini bisa menjadi bahan introspeksi saja," kata Bertha Sekunda saat Live Chat dengan Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (24/10/2014).
Menurutnya, penelitian tersebut berlangsung di negeri Uwak Sam, yang berbeda budaya dan kondisi dengan Indonesia. "Setiap individu mempunyai coping yang berbeda atas masalah yang dihadapi. Coping itu adalah cara seseorang menghadapi masalah," ucapnya.
Ia menjelaskan, cara perempuan menghadapi masalah perceraian pun berbeda-beda. Hal ini bergantung kondisi pernikahan. "Kalau wanita saat menikah tidak mendapatkan hak yang mestinya dia dapatkan, maka perceraian membuat dia lebih tenang karena dia tidak mengharapkan sesuatu yang tidak dia harapkan," urainya.
Sebelumnya, untuk memahami mengapa usai perceraian, perempuan lebih menderita, peneliti New Gallup membandingkan laporan stres harian dari responden yang mencakup kesejahteraan dan penggunaan obat untuk relaksasi. Ternyata, banyak perempuan yang mengambil resep medis untuk memperbaiki suasana hati dan menyeimbangkan emosi mereka, tanpa peduli status hubungan. Kemudian, antara perempuan menikah dan bercerai, ternyata mereka yang bercerai memiliki level stres mencapaii 55 persen, ini lebih tinggi ketimbang pria.
Para peneliti menduga faktor finansial menjadi penyebab perempuan lebih mudah stres. Tampaknya, hal ini dikarenakan pendapatan pria di Amerika lebih tinggi dibandingkan perempuan. Namun penelitian ini juga mengatakan bahwa perempuan menikah yang bercerai jauh lebih bahagia, daripada perempuan lajang.