Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Pandainya Anak-anak Dusun Sade Berjualan Cinderamata

Dusun Sade berjarak sekitar 30 km dari Kota Maratam. Setibanya disana, kita langsung disambut oleh pemandu wisata yang adalah warga asli Dusun Sade.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Dewi Agustina

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM,MATARAM - Jika berkunjung ke Dusun Sade, Rembitan-Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat--tempat Suku Sasak bermukim--disana kita akan mendapatkan berbagai pengetahuan soal kearifan lokal suku tersebut.

Lantaran wilayah tersebut tidak terlalu subur, dan pertanian disana sifatnya tadah hujan dengan setahun sekali memanen.

Sumber pendapatan masyarakat Dusun Sade, selain dari bertani ialah dari hasil menjual beragam cinderamata yang mereka buat sendiri.

Dusun Sade berjarak sekitar 30 km dari Kota Maratam. Setibanya disana, kita langsung disambut oleh pemandu wisata yang adalah warga asli Dusun Sade.

Sebelum masuk, kita dipersilakan mengisi buku tamu, lalu diajak berkeliling desa termasuk bertamu ke dalam rumah warga Sasak.

Sepanjang perjalanan mengelilingi Dusun Sade, kita akan disuguhkan dengan pemandangan perempuan Sade yang tengah menenun. Bahkan ada pula nenek-nenek berusia lanjut yang masih semangat memintal benang serta menenun kain.

Berita Rekomendasi

Disana, anak gadis dapat menikah apabila sudah bisa menenun. Mereka belajar menenun menggunakan alat yang masih tradisional.

Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tenunan pun tidak sama, tergantung dengan tingkat kesulitan motifnya.

Bukan cuma itu, disana banyak pula dijumpai rumah-rumah yang menjual berbagai macam cinderamata seperti kain tenun, taplak meja, peci, selendang, gelang, hingga gantungan kunci.

Rata-rata mereka berjualan dengan memanfaatkan teras rumah mereka yang disulap jadi lapak cinderamata. Berbagai macam warna dan corak kain tenun khas Lombok dipamerkan disana.

Beberapa anak-anak kecil juga tampak antusias dan tidak pernah lelah menyapa para turis. Termasuk menawarkan barang dagangannya kepada para turis.

Bahkan ada pula anak-anak yang masih menggunakan seragam sekolah, mereka tidak canggung menawarkan cinderamata tersebut.

"Ayo pak, bu dibeli buat oleh-oleh, gelang dan gantungan kuncinya, murah. Silakan ditawar saja," ucap seorang anak berponi dan berkuncir ekor kuda tersebut, Minggu (26/10/2014).

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas