Inspirasi Makassar Olahan Siswi Binus Northumbria School of Design di JFW 2015
Mengusung tema "The Magnificent Celebes", Binus Northumbria School of Design mencoba mengangkat warisan alam dan budaya Makassar
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari keempat Jakarta Fashion Week (JFW) 2015, Selasa (4/11/2014), disemarakkan oleh koleksi karya para akademisi sekolah mode. Salah satunya adalah murid Binus Northumbria School of Design (BNSD).
Mengusung tema "The Magnificent Celebes", Binus Northumbria School of Design mencoba mengangkat warisan alam dan budaya Makassar, Sulawesi Selatan (Celebes).
Pada tahun ketiganya di JFW ini, BNSD menyertakan 12 muridnya untuk menginterpretasikan tema tersebut menjadi koleksi kapsul.
Mereka adalah Eiphel, Athalia Rebecca Thio, Jessica Karina Samudra, Zana Cobitha Arethusa, Puspa Inten Lestari, Wajdan Alturki, Raissa Purnama, Alicia, Marsya Ramadhiani, Avridya Keumala, Claresta Elviana, dan Nadia Rinelsa Ummami.
Dijelaskan Ratna Dwi Paramita, Head of Program Fashion BNSD, sudah menjadi komitmen BNSD untuk selalu mengangkat tema kebudayaan Indonesia dalam setiap penampilan muridnya di JFW.
"Ini adalah upaya kami untuk melestarikan budaya Indonesia. Supaya wawasan para murid tentang warisan budaya, khususnya kain-kain tradisional, juga terbuka," katanya saat jumpa pers.
Tahun ini, BNSD memilih Sulawesi Selatan karena masuk dalam program kerja sama mereka Kementerian Perdagangan. Di JFW 2014, bersama yayasan Cita Tenun Indonesa, BNSD mengangkat budaya Kalimantan dalam tema "Urban Myths: The Mystical Borneo".
Sebelum memasuki proses produksi, para murid menyambangi Makassar untuk melakukan riset lapangan selama 4 hari. Sebelumnya, riset pustaka juga sudah dilakukan sejak awal Januari.
"Di Makassar, kami juga menggelar workshop untuk mengedukasi para petenun soal bertahan di industri ini," kata Alicia, salah seorang siswi BNSD yang berkesempatan pamer karyanya.
Dalam berkarya, tidak semua siswi tersebut semerta-merta menggunakan tenun khas Makassar sebagai material utama. Banyak dari antara mereka terinspirasi dari alam dan adat istiadat Makassar. Inspirasi itu lalu dituangkan ke dalam motif, siluet atau warna. Marsya misalnya. Ia terinspirasi oleh hari-hari penting Makassar berikut lagu daerahnya.