Moza Pramita Gemes Orang Indonesia Lebih Paham Louis Vuitton Daripada Batik
Presenter kondang Moza Pramita gemas, jika ada orang Indonesia yang paham bedanya produk fashion luar negeri namun sulit membedakan batik dengan tenun
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presenter kondang Moza Pramita gemas, jika ada orang Indonesia yang paham bedanya produk fashion luar negeri namun sulit membedakan batik dengan tenun.
"Gua suka gemes kalau orang Indonesia lebih paham membedakan Louis Vuitton dan Yves Saint Laurent daripada batik sama tenun," kata Moza ditemui di museum Tekstil di di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat.
Ketika ditemui Moza terlihat terkagum-kagum dengan Pilgrimage, sebuah pameran 25 tahun desainer mode Didi Budiardjo berkarya yang digelar di museum tersebut.
Moza pun berharap, pameran ini dapat membuka wawasan masyaraka luas terhadap keragaman wastra Nusantara.
Moza yang hadir bersama ibunya, pengusaha dan Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) 2009-2014 Dewi Motik, mengaku tertegun.
"Gua merinding," katanya kepada Tribun. "Nyokap bilang, baru kali ini ada desainer yang membuat seperti ini."
Ibu dua anak ini menilai, pameran tersebut merupakan sebuah misi yang mulia karena lahir dari niat Didi untuk berbagi kepada masyarakat luas tentang proses kreatif di balik desain busana dan kekayaan budaya Indonesia.
"Misi mulia lahir dari hati loh. Jarang banget kan ada desainer yang istilahnya membiarkan karya-karya masterpiece-nya dipegang oleh mereka yang notabenenya bukan pembeli atau klien," kata Moza.
Oleh kerena itu pula, lanjutnya, Didi pantas mendapat apresiasi setinggi-tingginya.
"Desainer lain harus begini juga," harapnya.
Pegiat wastra tradisional Okke Hatta Rajasa melontarkan hal senada. Menurutnya, pameran tersebut berhasil membuktikan Didi sebagai sosok desainer sejatinya.
"Desainer sejati adalah desainer bisa menyuguhkan busana secara jujur. Maksudnya, jika busana hanya ditampilkan di catwalk, masyarakat tidak dapat mengetahui kecantikan busana itu sebenarnya," ujar pendiri Yayasan Cita Tenun Indonesia itu.