TRIBUNNEWS.COM - Di antara ratusan orang yang ada di halaman dan lobi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, pekan lalu, kehadiran Yenny Wahid yang lama tidak muncul ke publik langsung saja mencuri fokus.

Tidak heran, pemimpin The Wahid Institute ini sibuk melayani permintaan awak media, terutama televisi, untuk wawancara terkait sikapnya yang tegas membela KPK.

Karena awak media yang meminta tidak hanya satu dan posisinya terpencar, Yenny pun harus banyak bilang permisi lantaran harus menembus kerapatan massa yang berdiri mendengar orasi dukungan untuk KPK. Untuk dua stasiun televisi, Yenny harus dibantu dengan ditarik kedua tangannya karena posisinya di ketinggian.

”Anak-anak sekarang sudah sedikit bisa ditinggal. Alasan lain yang lebih mendasar karena saya prihatin melihat konflik antarlembaga negara sekaligus melihat lemahnya institusi kepresidenan. Jika ini dibiarkan dan kehilangan wibawa, bisa berbahaya,” ujar ibu dari Maika (4,5), Amira (2,5), dan Raisa (10 bulan) ini.

Putri kedua presiden keempat RI KH Abdurrahman Wahid itu mencuri fokus juga karena warna merah pakaiannya yang dipadu dengan kerudung warna pink yang terlihat putih. Soal pakaian ini, Yenny yang pulang ke rumah dan langsung menyusui putri ketiganya berujar sambil bergurau, ”Itu baju yang pas dengan weton saya, ha-ha-ha.”

Alasan aslinya tentu karena kecintaannya pada Indonesia. (INU)