Alasan Mengapa Tulisan 'Aku Benci Pahaku' di Baju-baju Bayi Menuai Kritik
Ini alasannya mengapa tulisan 'Aku Benci Pahaku' pada baju-baju bayi menuai kritik.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah produsen koleksi busana untuk bayi bernama Kitsch Baby Clothing diprotes oleh para pecinta mode karena merilis koleksi baju bayi perempuan bertuliskan “I hate my thighs” atau bila diterjemahkan menjadi “Aku benci pahaku”.
Awal mula terjadinya kontra dipicu oleh opini menentang dari seorang editor majalah Ms Magazine bernama Michele Kort. Kort menuliskan pada laman pribadinya bahwa kalimat pada baju bayi tersebut, bisa membentuk pikiran tentang pandangan kurang baik terhadap citra diri anak-anak.
"Ya, kami tahu ini baju itu dibuat untuk sesuatu yang lucu dan mengundang tawa, tetapi kami para feminis tidak memiliki selera humor yang seperti itu. Kalimat itu seperti kampanye sentimen dan sangat ofensif mengenai tubuh bayi yang gemuk,” tulis Kort.
Menanggapi protes dan tudingan negatif terhadap koleksi busana bayinya, Kitsch Baby Clothing pun merilis busana lain dengan tulisan "Love Me For My Leg Rolls" atau yang berarti "Cintai Aku karena Besar Kakiku". Namun, lagi-lagi, hal tersebut justru membuat banyak pihak semakin “panas”. Sebab, Kitsch Baby Clothing dipandang sama sekali tak sensitif dan malah memperuncing kontroversi.
Kalimat kritikan seperti tidak menyukai tubuh ini, dinilai tidak layak dan tidak pantas ditorehkan pada busana bayi perempuan. Pasalnya, hal yang demikian bisa membuat anak-anak merasa bahwa gemuk itu buruk dan kurus itu lebih menarik. Padahal, standar cantik bukan berdasarkan bentuk tubuh gemuk atau kurus, melainkan dari pembawaan diri serta kepribadian yang baik.
Kondisi menyedihkan pada ranah busana bayi ini, membuat gusar salah satu pengguna media sosial, Jason Y. Evans, yang mengunggah foto baju bayi perempuan dan baju bayi lelaki di sebuah butik universitasnya. Pada baju bayi lelaki tertulis “I’m super” atau “Saya kuat”, dan baju bayi perempua tertulis “I hate my thights”.
“Aku seperti tidak bisa mengendalikan amarah melihat dua baju untuk bayi. Tebak mana yang untuk bayi perempuan dan mana yang untuk bayi lelaki. Ini adalah masalah,” tulis Evans.
Lebih lanjut, status dari Evans itu lebih kurang menunjukkan situasi yang terjadi pada lingkungan sosial sekarang ini. Banyak wanita yang merasa tidak percaya diri karena merasa gemuk dan kurang cantik, sehingga mereka melakukan sejumlah cara ekstrim untuk memenuhi patokan cantik yang diciptakan oleh industri.
Nah, melihat tulisan soal tidak menyukai bentuk tubuh pada baju bayi perempuan, bisa dibilang merupakan hal yang sudah sangat keterlaluan. Seharusnya, produsen busana bayi mengajarkan penghargaan pada diri sendiri dan melatih anak-anak untuk percaya diri serta memiliki pemikiran bahwa cantik tidak sebatas penampilan fisik!
Sumber : www.metro.co.uk