Kue Kering Rasa Pete untuk Sajian Lebaran
Musim Lebaran biasanya tak pernah lepas dari keberadaan aneka kue kering atau cookies.
Editor: Anita K Wardhani
![Kue Kering Rasa Pete untuk Sajian Lebaran](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/cookies-rasa-pete_20150522_111219.jpg)
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Musim Lebaran biasanya tak pernah lepas dari keberadaan aneka kue kering atau cookies.
Jenis kudapan satu boleh dibilang sudah menjadi bagian dari tradisi silaturahmi dan menjamu tamu dalam Lebaran. Maka itu, beragam cookies biasanya laris manis menjelang hari raya.
Momen ini juga tak luput dari perusahaan produsen homemade cookies asal Bandung, PT Bonli Cipta Sejahtera (BCS).
Kali ini, BCS menyiapkan empat varian rasa baru untuk menyambut Lebaran, yakni pete, pindang, taro (ubi ungu) dan seblak (makanan khas Jawa Barat). Varian rasa yang diusung BCS memang terbilang tak biasa.
Ini menjadi strategi khusus untuk mengakomodir permintaan pasar dan merebut konsumen. Saat ini, melalui tiga brand di bawahnya itu, BCS memiliki sekitar 150 varian rasa.
Mulai dari kacang-kacangan, buah-buahan, jengkol, tahu, tempe, hingga opor ayam, pizza, rujak dan makanan lain yang populer.
“BCS memang selalu menghadirkan varian rasa baru yang unik secara berkala, biasanya sesuatu yang sedang tren atau digemari khalayak. Kami ingin menghadirkan cookies yang berbeda bagi pasar,” kata M Farhan Basyir, Marketing Communications Manager PT BCS di sela food test produk BCS di Hotel Harper Yogyakarta, Kamis (21/5/2015).
Farhan menyebut, BCS menempatkan diri sebagai cookies specialist dengan pengalaman lebih dari 20 tahun dalam bisnis kue kering.
Perusahaan ini membawahi beberapa brand cookies yang sudah kondang seperti J&C Cookies, Ina Cookies, dan La Difa Premium Cookies.
Harga per toples dibanderol Rp 75.000 untuk merek J&C Cookies dan Ina Cookies, serta Rp160.000-Rp170.000 untuk La DIfa Premium Cookies.
Proses produksi dilakukan dengan konsep handmade oleh sekitar 1200 karyawan.
Meski handmade dan varian rasanya bermacam-macam, dia menjamin produk yang dihasilkan BCS tetap steril dan berkualitas karena sudah menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) serta telah tersertifikasi halal.
Dalam upayanya menjangkau pasar lebih luas, BCS kini mulai mengepakkan sayap ekspansi.
Jika sebelumnya lebih banyak berkutat dengan market di Jawa Barat, Banten dan Jakarta, BCS sudah sejak setahun terakhir membuka outlet di wilayah DIY dan Jawa Tengah.
Setidaknya, saat ini cookies corner (outlet penjualan) BCS sudah hadir di Yogyakarta, Solo, Semarang, dan lainnya.
Ini menjadi bagian dari penguatan jaringan distribusi menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Rencananya, BCS akan memperbanyak jumlah outlet dan memperluas jangkauan distribusi produknya.
“Kami sifat penjualannya lebih pada konsep keagenan dan tidak dijual di supermarket umum. Saat ini, ada sekitar 1700 agen aktif di seluruh Indonesia,” tambah Farhan. (tribunjogja.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.