Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Gagal Berkarier Usai Derita Penyakit Excusitis

Ada banyak penyebab orang gagal dalam berkarya atau melakukan sesuatu. Salah satunya adalah karena penyakit pikiran yang bernama Excusitis

Editor: Ade Mayasanto
zoom-in Gagal Berkarier Usai Derita Penyakit Excusitis
Istimewa
Psikolog Bertha Sekunda 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada banyak penyebab orang gagal dalam berkarya atau melakukan sesuatu. Salah satunya adalah karena penyakit pikiran yang bernama Excusitis. Apakah itu excusitis? 
Excusitis adalah cara berpikir yang selalu mencari alasan-alasan dalam menghadapi sesuatu. Dan kecenderungannya adalah, alasan tersebut kemudian membatasi proses berkarya seseorang. Seseorang yang berhasil, atau makin sukses, makin sedikit ia mencari alasan-alasan. Tetapi orang yang tidak berhasil atau gagal, karena tidak ada rencana kemana ia harus pergi, selalu mempunyai berbagai alasan untuk menjelaskan apa sebabnya mereka mengalami kegagalan.
Belajar dari kehidupan orang-orang yang bisa mencapai kesuksesan, maka Anda akan menemukan ini : semua alasan-alasan yang disampaikan oleh orang yang tidak sukses, mungkin ada, tetapi tidak disebut-sebut oleh orang-orang yang sukses ini.
Sebagaimana halnya semua penyakit, excusitis akan makin parah jika tidak diobati dengan tepat dan seksama. Biasanya korban penyakit tersebut seringkali mengucapkan kalimat ini di dalam pikirannya, "Saya tidak melakukan yang seharusnya saya lakukan. Bagaimana ya caranya supaya saya tidak kehilangan muka? Barangkali saya bisa bilang sakit-sakitan, kurang pendidikan, terlalu tua, terlalu muda, kurang beruntung, istri saya membatasinya, cara keluarga saya mendidik saya..."
Sekali korban penyakit kegagalan ini telah memilih "alasan yang tepat", maka ia membuat alasan ini sebagai pegangan. Kemudian ia mempercayakan kepada alasan ini untuk menjelaskan pada diri sendiri dan orang lain, mengapa ia  tidak maju-maju. Padahal tiap kali ia mengajukan alasan itu, maka alasan tersebut makin menghunjam alam bawah sadarnya. Pikiran positif atau negatif menjadi makin kuat kalau diulang-ulangi terus menerus. Awalnya mereka tidak sadar bahwa alasan mereka tidak terlalu benar, tetapi makin diulangi makin yakinlah mereka bahwa akhirnya menjadi benar demikian, bahwa alibi-nya itu merupakan alasan sebenarnya dari kegagalannya.
Prosedur Utama dalam program berpikir sukses Anda adalah, menghapus dan melawan excusitis.
Salah satu dari beberapa penyakit excusitis adalah Intelligence Excusitis. Artinya, seseorang merasa tidak cerdas dibanding orang lain. Kalimat yang biasanya bermain dalam pikiran adalah " ahh, tapi kan diperlukan otak cemerlang untuk berhasil". Berbeda dengan excusitis yang lain, orang yang mengidap penyakit ini menderita secara diam-diam. Biasanya mereka merasakannya dalam hati. Kebanyakan kita melakukan dua kesalahan dasar mengenai intelegensi kita.
1.       Kita meremehkan kekuatan otak kita
2.       Kita terlalu menganggap hebat intelegensi orang lain
Karena kesalahan-kesalahan inilah, maka orang sering menganggap dirinya kurang berharga. Mereka tak kuasa menangani situasi-situasi berat karena merasa otaknya tak sampai. Lain halnya dengan orang yang tak mempedulikan apa itu intelegensi dan dialah yang bisa menangani macam-macam situasi dan masalah. Yang menjadi soal sebenarnya bukanlah berapa tingkat intelegensi yang dimilikinya, namun bagaimana cara kita menggunakan intelegensi yang kita miliki.
Jadi, Sikap dan cara berpikir yang mendukung intelegensi atau kekuatan berpikir Anda lebih penting daripada tingkat intelegensi itu sendiri. Perhatian dan semangat adalah faktor yang menentukan juga. Dengan sikap yang positif, optimistis dan kooperatif, orang yang mempunyai IQ 100 akan berpenghasilan lebih besar, mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang punya sikap negatif, pesimistis, tidak kooperatif dengan IQ 125. Menekuni suatu bidang, menyelesaikan tugas dan proyek dengan tuntas, beradaptasi dengan perubahan dan bersikap positif adalah jauh lebih baik dan menguntungkan daripada intelegensi jenius tapi bersikap negatif.
Para peneliti melakukan studi pada orang-orang jenius yang mempunyai intelegensi abstrak, namun mereka malah tidak berhasil dalam berkarya. Ia memegang pekerjaan biasa karena takut tanggungjawab, tidak pernah menikah karena takut bercerai, tidak punya kawan karena tidak suka pada orang-orang, tidak mau berubah karena menganggap negatif hal baru, tidak pernah mau menanam modal karena takut uangnya hilang, dan sebagainya. Orang seperti ini selalu berpikiran "tidak bisa", dan "tidak bisa". Ia tidak mengarahkan kekuatan pikirannya untuk menemukan cara agar sukses. Padahal sikap negatifnya inilah yang membuat dia menjadi sosok orang yang tidak menyenangkan, sehingga tidak mempunyai akses untuk maju menjadi lebih baik.
3 cara untuk menyembuhkan penyakit Excusitis adalah :
1.       Jangan meremehkan kecerdasan Anda sendiri
Pusatkan pengetahuan Anda kepada kekuatan yang Anda miliki. Temukan bakat-bakat Anda yang unggul. Ingat, bukan tingkat IQ yang penting, namun bagaimana Anda menggunakan otak Anda sebagai pusat akal budi.
2.       Sikap Anda jauh lebih penting dari kecerdasan Anda
Terapkan sikap positif ini di rumah dan di tempat kerja, dan dimanapun Anda berada. Tanamkan cara berpikir, "Saya akan berhasil meski banyak perubahan yang terjadi", "Saya tidak tahu jawaban itu, tapi saya dapat menemukan orang yang bisa menjawab hal tersebut dalam 10 menit", "Saya tahu itu sulit, tapi biarkan saya mencobanya."
3.       Kecakapan berpikir adalah jauh lebih penting daripada kecakapan mengingat-ingat fakta.
Gunakan pikiran Anda untuk menciptakan dan mengembangkan gagasan-gagasan Anda.
Jadi, apakah Anda menderita penyakit Excusitis?

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas