Anak yang Lahir dari Pasangan Remaja Dikhawatirkan Kurang Berkualitas
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes, dr.Anung Sugihantono mengatakan, jangan hamil dulu kalau belum siap.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Makin banyaknya anak yang dilahirkan pasangan muda, remaja atau belum cukup umur, dikhawatirkan menghasilkan anak-anak yang kurang berkualitas.
Ini terjadi karena pasangan cenderung akan melakukan pemeriksaan kehamilan seenaknya, pascamelahirkan enggan memberikan air susu ibu dan tidak melakukan kontrol kesehatan anak, seperti imunisasi.
Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes, dr.Anung Sugihantono mengatakan, jangan hamil dulu kalau belum siap.
"Sering saya katakan kepada remaja, jangan menikah dini. Tapi kalau terlanjur, jangan buru-buru hamil kalau belum siap jadikan anak berkualitas," katanya di Jakarta, Senin (24/8/2015).
Kalau tidak mau bertanggungjawab, tidak merawat kehamilan secara sungguh-sungguh serta kurang memberi nutrisi cukup, manusia yang dilahirkan dipastikan berkualitas.
"Pasangan suami istri harus berpikir bahwa 25 tahun tahun akan datang harus menjadi orang yang berkualitas unggul dan sukses," katanya.
Langkah yang bisa dilakukan orangtua adalah memperhatikan kesehatan janin sejak dini atau 1000 hari hari pertama kehidupan