Sebagian Besar Pemain Film Porno Tak Menikmati Seks
Mereka seperti memiliki tubuh yang ideal, dan tenaga maksimal saat melakukan hubungan intim.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Siapapun orang yang menonton film porno tentu secara tidak langsung ikut terhanyut. Hasrat seks pun menggelora, terlebih ketika melihat aktor dan aktris yang tampil di dalamnya.
Mereka seperti memiliki tubuh yang ideal, dan tenaga maksimal saat melakukan hubungan intim. Tak sedikit yang berhayal bisa melakukan adegan dengan kekuatan berhubungan seks dengan pasangan yang sama persis dengan aktor dan aktris di film porno.
Akan tetapi, para aktor dan aktris dalam film dewasa itu justru merasa tersiksa selama syuting. Semua adegan dimainkan tidak menggambarkan keadaan yang nyata. Ini lah pengakuan beberapa sutradara yang membuat film tersebut.
Hanya ada sedikit wanita yang bisa menghadapi dan juga menikmati ukuran penis yang terlalu besar.
Menurut Seymore Butts, salah satu sutradara film porno, cukup banyak aktris film porno yang sebenarnya kesakitan saat beradegan seks dengan bintang porno yang memiliki penis besar. "Saya biasanya mengedit wajah aktris yang tampak kesakitan karena itu mengganggu. Itu bisa menghilangkan fantasi penonton," kata Butts.
Banyak orang yang iri dengan performa para aktor film porno karena mampu berhubungan seksual dalam waktu yang sangat lama. Padahal, sebelum kamera mulai merekam, mereka sudah mengonsumsi pil atau injeksi penis agar bisa bertahan lama.
Selain itu, pengambilan gambar juga memiliki jeda sehingga para pemainnya bisa beristirahat dan tentunya meraih ereksi kembali. Artinya, tidak ada pemain yang melakukannya secara nonstop.
Permainan seks yang terus-menerus selama bertahun-tahun karena pembuatan film ternyata berdampak negatif pada organ vital para aktor.
Sebagian ada yang tidak bisa ejakulasi saat bercinta, bahkan ada yang sudah kebal dengan obat antiimpotensi yang sering mereka minum saat berakting. Memang ada bintang porno yang bermain film murni untuk seks, tetapi jumlahnya bisa dihitung jari.
Menurut Butts, berdasarkan pengalamannya, para pemainnya melakukan adegan karena uang, lalu karena ingin mendapat sanjungan, lalu kebebasan, baru karena seks.
Sebagian besar dari pemain itu tidak menikmati seks. Ada pula pemain yang sebenarnya lesbian sehingga tidak menikmati hubungan seksual dengan pria, dan sebagainya.
Namun, mereka melakukannya karena memang itu pekerjaannya, dan mereka sudah belajar bagaimana memalsukannya. Masih diperdebatkan apakah para wanita bisa ejakulasi. Namun, dalam film porno, apa yang Anda lihat bukan apa yang terjadi sebenarnya.
Untuk mendapatkan adegan "ejakulasi", sering kali aktrisnya mengeluarkan urine, atau sutradara harus menghentikan pengambilan gambar agar aktris bisa mengisi vagina mereka dengan air.
Walau para pemain film porno wajib dites setiap 14-30 hari untuk mengetahui ada tidaknya infeksi menular seksual (IMS), itu adalah hal yang banyak terjadi di industri ini.
Melakukan hubungan seksual dengan berganti pasangan tanpa kondom sangat rentan tertular penyakit.