Penjelasan Mengapa Kopi Membuat Kita Tahan Begadang
Studi baru menemukan alasan mengapa kopi bikin kita tahan begadang.
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNNEWS.COM - Ketika harus segera menyelesaikan tugas, banyak dari kita minum kopi agar betah melek di malam hari.
Studi baru menemukan alasan mengapa kopi bikin kita tahan begadang.
Kafein yang ditemukan dalam kopi mengganggu ritme sirkadian tubuh kita.
Ritme sirkadian adalah jam internal di dalam tubuh yang memberi tahu tubuh kapan tidur dan kapan bangun.
Jumlah kafein dalam double espresso menggeser jam internal itu sampai rata-rata 40 menit.
Demikian hasil penelitian tim dari University of Colorado dan Harvard Medical School.
Efek betah melek itu makin buruk ketika dikombinasikan dengan cahaya terang.
Pemaparan tiga jam cahaya terang sebelum tidur menggeser siklus tidur sampai 85 menit, hampir satu setengah jam.
Dikombinasikan dengan kafein, cahaya terang menggeser waktu tidur sampai 1 jam dan 45 menit.
"Ini adalah penelitian pertama yang membuktikan bahwa kafein yang digunakan secara luas sebagai obat psikoaktif di dunia berpengaruh pada jam sirkadian manusia," ujar Kenneth Wright dari Departemen Fisiologi Integratif University of Colorado.
"Studi ini juga memberikan wawasan baru serta menarik mengenai efek kafein terhadap fisiologi tubuh manusia."
Banyak penelitian sudah membuktikan kafein mengganggu ritme sirkadian organisme kecil dari jamur roti hingga lalat.
Kafein dapat mempengaruhi rilis hormon tidur melatonin dalam tubuh manusia.
Tim penelitian tersebut merekrut lima sukarelawan yang terlibat dalam studi intensif 49 hari, datang ke laboratorium untuk diberi paparan cahaya terang, cahaya temaram, kafein dan plasebo untuk melihat apa yang terjadi dengan siklus tidur dan terjaga.
Para sukarelawan setuju tidak minum alkohol atau kafein atau pun segala jenis obat selama masa penelitian itu.
Peneliti kemudian melakukan uji air liur dan darah serta sel-sel tubuh yang diambil dari sukarelawan.
Mereka menemukan kafein menghalangi reseptor sel, pintu masuk molekular yang membawa masuk adenosin, kimia pembawa pesan atau neurotransmiter yang mendorong seseorang untuk tidur.
Tim yang sama melakukan studi yang membuktikan ketika delapan orang berada di gunung tanpa cahaya buatan, jam internal tubuh mereka berubah.
Otomatis mereka tidur saat matahari terbenam dan terbangun ketika matahari terbit.
Penemuan-penemuan baru ini membantu menjelaskan mengapa peminum kopi berat cenderung terjaga di malam hari.
Hal ini mungkin menjadi langkah strategis menggunakan kopi untuk mengatasi jet lag, bukan sekedar minum tripel espresso saat terkena jet lag dan berharap yang terbaik.
"Percobaan-percobaan lain masih dibutuhkan untuk menguji penelitian ini dan penting untuk memonitor gangguan tidur yang disebabkan kafein yang dalam kondisi tertentu justru dapat memperparah jet lag," demikian tulisnya di jurnal Science Translational Medicine. (*)