Cegah Pelecehan Seksual Anak Perempuan, Tanamkan Lima Hal Dengan Singkatan PANTS Ini
Mari mencegah potensi pelecehan seksual pada anak perempuan Anda dengan menanamkan lima hal dengan singkatan PANTS ini.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Berita miris yang melaporkan soal penemuan mayat bocah perempuan berusia 9 tahun di dalam kardus akibat perlakuan keji pemerkosa yang merupakan paedofil tentu sangat mengejutkan kita para orangtua.
Belum selesai sejumlah kasus kekerasan seksual maupun kekerasan fisik anak di Indonesia, kini kita sebagai orangtua jelas sangat berduka dan takut mendengar berita tersebut.
Namun, berdiam diri dan hanya mengasihani tentu bukanlah cara terbaik untuk memastikan anak kita aman dari incaran para paedofil yang berada di sekeliling kita saat ini.
Nah, cara mencegah kekerasan seksual pada anak dibeberkan oleh Hana Yasmira, MSi., Parenting Communication Specialist secara khusus pada tabloidnova.com .
Hana menyebutkan pedoman sederhana bagi orangtua untuk mencegah kekerasan seksual pada anak, yakni dengan aturan pakaian dalam atau ‘underwear rule’.
Aturan pakaian dalam sebagai pedoman mencegah kekerasan seksual pada anak ini berisikan bimbingan anak tentang aturan komunikasi, interaksi dan sentuhan dengan orang lain, di luar keluarga inti. Lima pedoman aturan pakaian dalam dirangkum dalam singkatan PANTS.
Private
Tubuh yang tertutup pakaian dalam adalah area privat. Ajari anak membedakan sentuhan baik dan sentuhan buruk. Sentuhan baik adalah penunjuk kasih sayang, contohnya belaian.
Namun, belaian tak boleh dilakukan di area privat tubuh. Anak harus tahu siapa saja orang dewasa yang diizinkan menyentuh bagian pribadinya, misalnya saat mengganti baju.
Always remember your body belongs to you
Ajarkan konsep “Tubuhmu, Milikmu” dan jangan berikan istilah samaran untuk menyebut organ intim. Tujuannya supaya anak memahami fungsi dan reaksi yang terjadi ketika bagian tersebut disentuh secara paksa.
Jelaskan anggota tubuh yang merupakan bagian intim bersifat pribadi dan tidak boleh dilihat atau dipegang orang lain, kecuali untuk alasan medis.
No Means No!
Anak harus berani bilang “Tidak!”, jika terdapat kontak fisik yang tidak layak dari orang lain.
Ajarkan anak untuk menolak sampai ada orang yang mereka percaya datang.