Ilmuwan Sebut Positif Hamil di Bulan Juli Berisiko Alami Keguguran
Diduga, ini ada kaitannnya dengan musim yang berhubungan dengan naik-turunnya kadar vitamin D pada matahari
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah penelitian terhadap 20 ribu kehamilan antara tahun 2004 sampai 2009 menunjukkan, waktu pembuahan memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat kelahiran yang sukses.
Para peneliti berkata, waktu terbaik untuk pembuahan adalah bulan Desember. Bayi yang dikandung pada akhir tahun, memiliki kesempatan lahir lebih sehat. Menurut studi, pembuahan di bulan Desember menghasilkan kelahiran tiga bayi lebih banyak per 200 kehamilan.
"Ada keterkaitan bermakna antara musim dengan angka kelahiran yang sukses," kata Paul Winchester, peneliti dari Indiana University. "Hari Valentine adalah waktu di mana banyak pembuahan sukses terjadi, sedangkan Desember adalah waktu yang positif untuk mengandung bayi."
Sementara itu, pertengahanan tahun disinyalir bukanlah waktu yang tepat untuk menambah anggota keluarga. "Juni adalah bulan yang beracun," jelas Paul. "Kami melihat pembuahan yang terjadi di bulan Juni lebih berisiko mengalami keguguran atau lahir prematur."
Para peneliti masih belum tahu pasti apa penyebab perbedaan risiko tersebut. Diduga, ini ada kaitannnya dengan musim yang berhubungan dengan naik-turunnya kadar vitamin D pada matahari dan naik-turunnya paparan pestisida di udara dan tanah.
Juni adalah masa menanam dan banyak petani menggunakan pestisida untuk membasmi hama. Studi lain mengatakan, kasus spina bifida dan kematian mendadak lebih banyak terjadi pada bayi yang pembuahannya terjadi di bulan Juni.
Spina bifida adalah kondisi ketika janin tidak berkembang dengan baik di dalam rahim dan tulang belakangnya tidak terbentuk dengan benar (cacat tabung saraf).
Penemuan ini telah dipresentasikan dalam pertemuan tahunan American Society for Reproductive Medicine, menyusul publikasi oleh University of Cambridge di Inggris yang menemukan, bahwa bayi yang lahir di musim panas lebih sehat dibanding bayi yang lahir di musim dingin.
Penemuan ini mungkin juga membuat khawatir para calon orang tua. "Penting bagi orang tua untuk tidak terlalu takut dengan hasil penelitian ini, karena walau kami yakin ada kaitan yang cukup signifikan antara waktu pembuahan dengan angka sukses lahir, risiko ini terbilang minor jika dibandingkan faktor penentu lain seperti pola makan dan olahraga," kata Nicholas Tatonetti, peneliti di Columbia University di Amerika Serikat.
Studi oleh Indiana University ini masih perlu penelitian yang lebih mendalam untuk menemukan faktor penyebab pasti, mengapa bulan yang satu lebih berisiko terhadap janin dibanding bulan-bulan lainnya.