Bangun Aset Produktif & Pendapatan Pasif dari Gaji. Bagaimana Caranya?
Kelola gaji dengan bijak, mulai bangun aset produktif dan hasilkan passive income yang besar dan sehat!
Penulis: Sponsored Content
TRIBUNNEWS.COM – Sedari dulu anak-anak sering dianjurkan orang tuanya mencapai pendidikan yang baik. Semua anjuran tersebut diucapkan atas dasar satu keyakinan: dengan pendidikan, mereka bisa memperoleh pekerjaan yang mapan dan gaji yang besar.
Tidak ada yang salah dengan anjuran tersebut. Pada dasarnya ujaran itu dapat dimanfaatkan sebagai pengingat untuk senantiasa bekerja keras menghidupi orang-orang tercinta.
Untungnya, dalam hal gaji dan keuangan, banyak cara bisa dilakukan untuk memperbesar penghasilan. Jika pintar mengatur keuangan, apalagi mengelolanya, begitu banyak pos penghasilan lain yang bisa Anda kembangkan.
Dua kata kunci yang bisa menjadi pedoman adalah aset produktif dan passive income. Aset produktif dapat dikatakan sebagai sumber penghasilan tetap yang dihasilkan per bulan dari hal-hal di luar pekerjaan.
Aset produktif yang sering orang lakukan adalah deposito, rumah kontrakan, kost-kostan, franchise, dividen saham, valuta asing, hingga investasi emas.
Aset produktif tersebut membuat Anda mempunyai banyak penghasilan di luar gaji yang diterima setiap bulan.
Lalu, bagaimana dengan passive income?
Pada dasarnya passive income merupakan konsekuensi logis dari aset produktif yang dilakukan. Passive income adalah jumlah pendapatan yang dihasilkan dari aset produktif.
Misalnya Anda mempunyai rumah yang dijadikan kost-kostan. Per bulannya Anda menerima transfer sekian Rupiah dari para penyewa kamar.
Nah, transfer sekian Rupiah itulah yang disebut passive income. Anda tidak perlu banyak keluar keringat untuk memperoleh pendapatan tetap per bulannya.
Passive income dari aset produktif memang menggiurkan. Di samping Anda hanya memerlukan modal awal yang jumlahnya bisa ditentukan sendiri, banyak aspek lain yang membuat aset produktif diburu dan dicari.
Satu alasan yang sering dijadikan pegangan orang adalah minimnya risiko, return of investment yang besar, sampai pengeluaran biaya pemeliharaan yang cenderung terukur dan pasti.
Tidak heran dengan alasan tersebut, orang menjadi tertarik membeli aset produktif dan mulai mempunyai mimpi menghasilkan passive income.
Namun, meski sangat menjanjikan, tentu saja Anda perlu tetap menjejakkan kaki di atas tanah. Pasalnya membeli dan menjalankan aset produktif tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak hal harus diperhatikan ketika menjalankan aset produktif sampai akhirnya menghasilkan passive income yang berkualitas.
Nah, kira-kira apa saja yang sekiranya perlu diperhatikan? Berikut tiga saran yang bisa dipikirkan ketika hendak memulai rencana pembelian aset produktif dan menghasilkan passive income.
Pertama, Anda bisa memulainya dengan memilih jenis aset produktif yang hendak dibeli atau dijalankan.
Apakah di bidang properti dengan menyewakan rumah atau kost-kostan? Apakah di bidang finansial dengan menabung deposito, membeli reksadana, bermain saham, valuta asing, atau investasi emas? Atau bidang-bidang lainnya?
Jika telah memilih jenis aset produktif, langkah kedua yang bisa dilakukan adalah mengembangkan kemampuan dan wawasan kewirausahaan.
Ketiga, selalu melihat peluang melebarkan aset produktif dengan mengetahui seberapa besar potensi dalam diri.
Pasalnya, tidak tertutup kemungkinan aset produktif yang nanti dijalankan sama sekali tidak berhubungan dengan profesi yang dijalankan, minat, bakat, atau bahkan latar belakang keluarga.
Untuk mendukung aset produktif dan passive income Anda, atur strategi dan rencana gaji Anda ke depannya dengan fitur Salary Benchmark.
Dengan fitur ini, Anda bisa mengetahui berapa seharusnya gaji yang Anda terima sesuai standar yang berlaku di pasar kerja, dengan mempertimbangkan industri, posisi, dan pengalaman yang telah didapatkan selama ini.
Jika gaji Anda telah sesuai atau bahkan lebih besar dibanding kondisi pasar, bukan tidak mungkin rencana membeli aset produktif jadi lebih lancar, bukan?
Atau jika Anda telah memiliki 1-2 aset produktif sekarang, Anda pun menjadi berkesempatan mengembangkannya lebih jauh dengan menambah inovasi dan kreasi pada aset.
Ketiga saran yang diungkapkan tadi memang baru pedoman awal. Anda dapat bertanya lebih jauh pada orang yang dianggap ahli atau telah berpengalaman panjang menjalankan aset produktif.
Selain itu, jangan lupa juga tujuan utama menjalankan aset produktif dan menghasilkan passive income adalah untuk kebaikan dalam diri serta orang-orang di sekitar yang dicintai.
Jika telah mampu menjalankan aset produktif secara sehat dan menghasilkan passive income sesuai yang diharapkan, rasa aman dan berarti bagi orang-orang yang dicintai diharapkan terus tertanam dalam diri. (advertorial)