Lima Mitos tentang Kesehatan Wanita yang Ternyata Salah
Praktik pertanian, pengolahan dan pengemasan saat ini, menguras nutrisi dari makanan kita.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Di masa modern ini, kita “dibanjiri” oleh banyak sekali pesan mengenai hidup sehat.
Pilih lemak baik jangan lemak buruk, jangan makan terlalu banyak, olahraga ini baik dan yang itu buruk, dan sebagainya.
Tak heran, kita jadi bingung mana saran yang harusnya diikuti.
Untuk membuat pilihan kesehatan yang baik, kita perlu informasi yang baik - bukan dari sumber sembarangan atau hanya sepotong-sepotong yang sebenarnya untuk kepentingan komersial.
Menurut Marcelle Pick OB/GYN NP, ada lima mitos tentang kesehatan wanita yang sebaiknya tidak dipercaya sepenuhnya.
1. Wanita tidak perlu suplemen multivitamin jika pola makannya sudah baik.
Memang, idealnya semua kebutuhan nutrisi bisa kita dapat dari makanan sehari-hari, sayangnya itu tidak terjadi di dunia saat ini.
Praktik pertanian, pengolahan dan pengemasan saat ini, menguras nutrisi dari makanan kita.
Belum lagi jika kita perhitungkan faktor lokasi yang membuat tidak semua orang bisa mengakses informasi dengan mudah.
Tidak semua orang tahu apa itu asam amino Omega-3 dan tidak semua orang juga mampu membelinya.
Selain itu, tubuh kita terus-menerus dibanjiri dengan racun dan radikal bebas, sesuatu yang sulit dikontrol di kehidupan modern sekarang ini.
Kurang satu atau dua jenis nutrisi adalah sesuatu yang semakin umum terjadi. Itulah sebabnya, kita membutuhkan suplemen multivitamin.
Semakin Anda dapat mendukung kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh Anda, semakin baik kesempatan Anda memiliki sistem tubuh yang seimbang.
2. Usia semakin tua, keinginan seks menurun.
Benar, di masa menopause, kadar hormon progesteron, estrogen and testosteron akan berkurang.
Testosteron adalah hormon utama yang mengatur libido.
Jika kadarnya berkurang, libido pun akan turun.
Kabar baiknya, ada cara yang mudah untuk mengembalikan keseimbangan hormon-hormon tersebut dengan terapi khusus.
Sehingga, pertambahan usia tidak lagi menjadi alasan turunnya hasrat seksual.
3. Semua wanita mudah menjadi gemuk tapi, susah menurunkan berat badan setelah menopause.
Ya, menjelang menopause, tubuh seorang wanita cenderung sedikit bertambah berat.
Tapi, kenaikan berat badan ini tak perlu menjadi permanen.
Sangat penting untuk diingat, bahwa secara biologis tubuh wanita diprogram untuk melindungi kesuburan.
Pada masa menjelang menopause atau perimenopause, level estrogen yang diproduksi di dalam ovarium akan berkurang.
Sebagai gantinya, tubuh bekerja menyimpan lebih banyak lemak, sel-sel lemak adalah sumber lain dari estrogen.
Saat fungsi ovarium turun, kelenjar adrenal akan mulai memroduksi sejumlah kecil estrogen dan hormon seks lainnya.
Jika adrenal kita terganggu oleh stres kronis, produksi hormon kortisol akan naik, begitupun dengan hormon ghrelin.
Hormon ghrelin adalah hormon pemicu nafsu makan.
Naiknya hormon kortisol akan memengaruhi kerja hormon-hormon lainnya seperti estrogen, progesteron, testosteron, insulin, kortisol, DHEA dan hGH.
Semua hormon ini bekerja sebaai satu kesatuan untuk mengatur metabolisme dan berat badan.
Jadi, kendalikan stres Anda supaya nafsu makan tetap terkendali dan aktif secara fisik agar Anda bisa menunda penurunan metabolisme selama mungkin.
4. Untuk menurunkan berat badan, kita perlu membatasi jumlah kalori.
Selama ini kita menganggap bahwa mengurangi asupan kalori adalah kunci utama penurunan berat badan.
Namun, menurut pengalaman Marcelle, kunci penurunan berat badan bukanlah pada apa yang kita makan, tapi bagaimana tubuh kita memetabolismenya.
Tubuh kita telah berevolusi untuk mengolah makanan yang masuk secara perlahan-lahan, mengonservasi lemak untuk melindungi kita dari risiko kelaparan.
Generasi kita tidak lagi menderita serangan panjang kelaparan.
Ketika kita memotong asupan kalori, tubuh kita justru akan dikondisikan untuk memperlambat metabolisme.
Metabolisme yang lambah membuat kita lebih sulit untuk menurunkan berat badan.
Jadi, jangan takut untuk makan dalam porsi yang normal, supaya metabolisme dan kemampuan tubuh Anda membakar lemak tetap terjaga.
5. Usia bertambah, waktu tidur juga bertambah.
Sejalan usia, kemampuan tidur kita memang berubah tapi bukan berarti lamanya waktu tidur yang kita butuhkan berubah juga.
Wanita dewasa membutuhkan tidur 7-9 jam setiap hari.
Pada orang tua, kemampuan untuk tidur nyenyak selama itu adalah hal yang sulit.
Orang tua cenderung tidur kurang dari waktu tersebut.
Untuk mengatasinya, Marcelle menyarankan untuk:
# Mematikan lampu dan sumber cahaya yang lain, setengah hingga satu jam menjelang tidur.
# Olahraga teratur setiap hari, supaya tubuh Anda lebih lelah sehingga lebih mudah tidur.
# Singkirkan semua hal yang berpotensi memundurkan waktu tidur Anda seperti TV, radio, buku dan ponsel.
# Atur waktu makan malam beberapa jam sebelum tidur, karena tidur dalam kondisi terlalu kenyang akan mengganggu kenyenyakan tidur Anda.
# Buat kamar tidur Anda senyaman mungkin.(*)