Terapi Diet Pakai Cokelat? Ini Cara Menikmatinya!
Ini kabar baik buat penggemar cokelat. Dengan cara makan yang tepat, cokelat justru bisa jadi terapi diet.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Ini kabar baik buat penggemar cokelat. Dengan cara makan yang tepat, cokelat justru bisa jadi terapi diet.
Artinya, cokelat tak mesti bikin gemuk dan tak selalu jadi pemicu kegemukan.
Dark chocolate itulah sajian spesial yang patut dicoba di Bree Chocolaterie.
Ada tiga jenis dark chocolate yang bisa dipilih, yaitu dengan kandungan kakao 70 persen, 80 persen, dan yang 90 persen.
Beda dengan white chocolate, dark chocolate tidak memiliki kandungan susu.
Itulah sebabnya, dark chocolate tidak ada kandungan lemak yang jadi pemicu kegemukan.
Dark chocolate diproduksi dengan menambahkan lemak kakao dengan gula dan bubuk kokoa.
Sedang white chocolate dibuat hanya dari lemak kakao, gula, dan susu.
White chocolate sama sekali tidak mengandung sari kakao ataupun bubuk kakao sehingga white chocolate sama sekali tidak menyerupai cokelat.
Dark chocolate memiliki tekstur yang kering dan kasar karena tidak memiliki kandungan susu.
Sementara white chocolate memilik tekstur yang lebih halus dan sedikit lengket.
“Ketika dimakan, dark chocolate akan memberikan rasa manis cokelat dan meninggalkan rasa pahit setelah meninggalkan lidah."
"Sebaliknya, white chocolate memiliki lebih banyak rasa susu dibandingkan rasa coklat itu sendiri karena tidak mengandung sari/bubuk kakao,” ujar Muhamad Satriyo, pengunjung Bree Chocolaterie yang juga penggemar berat cokelat.
Satriyo suka menikmati menu cokelat di Bree Chocolaterie, lantaran resto yang terletak di Jl Ngagel Jaya Utara 8 Surabaya itu tak hanya menyajikan dark chocolate dalam bentuk batangan seperti yang tersaji di tempat lain.