Leburan Tiga Periode Evolusi Dunia Fashion
eknik pecah pola menghasilkan potongan asimetris pada koleksi busana berbahan beludru tafetta dan suede tersebut, menciptakan kesan minimalis
Penulis: Regina Kunthi Rosary
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Regina Kunthi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga periode waktu yang dianggap memiliki peranan penting dalam evolusi dunia fashion diwujudkan dalam sebuah peragaan busana bertajuk Eyevolution "Let Your Eyes Make the First Move".
Peragaan busana tersebut digelar pada hari keempat Indonesia Fashion Week (IFW) 2016 yang berlangsung di area Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Minggu (13/03/2016).
Ialah Felicia Budi (fbudi), Patrick Owen (Patrick Owen), dan Ardistia Dwiasri (Ardistia New York), tiga perancang ternama yang tergabung dalam peragaan busana ini.
Koleksi busana yang mereka buat mewakili suatu periode tersendiri.
Peragaan busana Eyevolution "Let Your Eyes Make the First Move" diawali oleh hasil karya Felicia Budi yang bertema "The Age of Discovery".
Rancangan yang dihadirkan Felicia merupakan representasi masa ketika Kerajaan Spanyol dan Portugis berlomba mengirimkan armadanya.
Paduan warna gelap nan pekat, seperti hitam dan merah burgundy, diaplikasikan Felicia ke dalam 16 tampilan menawan.
Teknik pecah pola menghasilkan potongan asimetris pada koleksi busana berbahan beludru tafetta dan suede tersebut, menciptakan kesan minimalis dan modern yang kuat.
Keseluruhan busana yang diperagakan terdiri atas atasan berupa crop top maupun halter top, jumpsuit, celana tiga perempat, dan aneka gaun.
Gaun dengan bagian punggung terbuka, potongan dada rendah, tanpa lengan, hingga berkerah halter menjadi kreasi Felicia dalam koleksi busana tersebut.
Kemudian, giliran Patrick Owen yang berkesempatan memamerkan koleksi hasil terjemahan dari periode "The Age of Enlightenment". Nuansa monokrom dengan pulasan biru pun merajai kumpulan busana yang lebih dinamis dari koleksi busana pada periode sebelumnya.
"Inspirasi rancangan saya kali ini adalah kesibukan jalanan Jakarta," ujar Patrick. Monumen, budaya, dan tradisi Jakarta pun dihadirkannya melalui print illustration di atas bahan denim, katun, serta polyester fabric.
Busana yang ditampilkan terdiri atas sepasang atasan dan bawahan, gaun, jas tanpa lengan, sweater longgar, dan berbagai jenis jaket lainnya.