Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Kerap Makan dan Ngemil Tapi Bukan Karena Lapar? Itu Emotional Eating. Ini Kiat Praktis Mengatasinya

Rasa lapar memang bisa menggangu aktivitas yang sedang dikerjakan. Namun, tak semua rasa lapar harus dipuaskan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Kerap Makan dan Ngemil Tapi Bukan Karena Lapar? Itu Emotional Eating. Ini Kiat Praktis Mengatasinya
womenshealthmag.com
ilustrasi emotional eating 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Cukup seringkah Anda melakukan ini: sering makan dan ngemil banyak tapi bukan karena alasan lapar? Bisa jadi Anda sedang mengalami emotional eating.

Rasa lapar memang bisa menggangu aktivitas yang sedang dikerjakan. Namun, tak semua rasa lapar harus dipuaskan.

Cari tahu dulu apakah Anda lapar sungguhan atau tidak. Jika Anda merasa makanan dapat memberikan kenyamanan, menghilangkan stres, dan dianggap sebagai sebuah hadiah, maka kemungkinan Anda mengalami emotional eating.

Untuk diketahui, emotional eating adalah suatu kondisi di mana Anda makan untuk memenuhi kebutuhan emosi bukan karena lapar.

Ketika aktivitas makan menjadi faktor utama emosi Anda, seperti selalu membuka kulkas kapanpun Anda merasa kecewa, marah, kesepian, stres, penat, atau bosan, maka Anda sudah berhenti di sebuah lingkaran yang tidak sehat.

Seseorang yang lapar karena emosi tidak akan pernah bisa kenyang oleh makanan. Mungkin dengan makan, perasaan akan terasa lebih baik, tetapi perasaan akan dorongan untuk terus makan akan terus ada.

Emotional eating jangan dianggap sepele. Kebiasaan ini dapat menyebabkan stroke, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes militus. Tidak mau kan penyakit ini mengancam Anda? Ikuti tips di bawah ini untuk mengatasi emotional eating .

Berita Rekomendasi

Pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi pemicunya. Apakah situasi, tempat, atau emosi yang membuat nafsu makan timbul. Beberapa emosi berikut biasa menjadi penyebab umum dari emotional eating.

Stres—seberapa besarkah stres membuat Anda lapar? Ketika stres terjadi maka akan memunculkan kortisol, hormon stres. Kortisol inilah yang memicu seseorang untuk ngemil makanan yang manis dan tinggi lemak—makanan-makanan yang memberikan energi dan kebahagiaan.

Bosan dan perasaan kesendirian—seseorang emotional eating akan lebih memilih makanan untuk menempati mulut dan waktunya ketika perasaan bosan dan kesepian menghampiri.

Kedua yang bisa dilakukan adalah temukan cara lain untuk mengisi emosi yang tak menentu. Jika merasa depresi atau kesepian, teleponlah seseorang yang selalu berhasil membuat perasaan Anda lebih baik. Bisa juga bermain bersama hewan peliharaan Anda.

Perasaan cemas muncul, maka keluarkan energi cemas tersebut dengan menari atau cobalah untuk jalan cepat.  Anda merasa lelah, manjakan diri dengan secangkir tea panas lalu mandi dan nyalakan lilin aromaterapi.


Tak lupa untuk hangatkan tubuh dalam selimut hangat.

Terakhir, untuk perasaan bosan yang begitu kuat, maka Anda bisa membaca buku yang bagus, menonton acara komedi, sekali-sekali pergi menjelajahi alam bebas atau cobalah melakukan aktivitas favorit seperti bermain gitar, bernyanyi atau melukis. Dengan begitu, mungkin Anda akan kembali makan karena lapar bukan kebutuhan emosi.

Penulis: Sara Agustriana l Sumber Helpguide.org

Sumber: Idea
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas