Menikmati Perpaduan Batavia dan Belanda Tempo Dulu di Salah Satu Pojok Kota Surabaya
Lagu berbahasa Belanda terdengar lembut terdengar dari salah satu kafe di lantai dua, Pakuwon Mall Surabaya.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Lagu berbahasa Belanda terdengar lembut terdengar dari salah satu kafe di lantai dua, Pakuwon Mall Surabaya.
Sebuah kafe dengan take name di sudut temboknya yang berwarna putih "Warung Koffie Batavia".
Sesuai namanya, Warung Koffie Batavia mempunyai konsep tak jauh dari budaya Belanda, Indonesia, dan peranakan.
Tak ayal jika interiornya pun didominasi dengan tiga corak tersebut.
Peta Batavia lama dan tak lupa bahasa Belanda yang mereka gunakan sebagai identitas kafe.
"De Branderij Van Kwaliteitskofie" atau yang berarti pembuat atau pemanggang kopi berkualiatas terpajang besar di atas meja bar.
"Kata-kata ini sudah menjadi identitas bahwa kami menawarkan racikan kopi pas untuk dinikmati bagi para pemula bahkan pecinta kopi sekalipun," tutur Eqie Ridzka, Brand Manager OPCO Indonesia, Jumat (24/2/2017).
"Kami hanya menyediakan lima jenis kopi pilihan. Di antaranya Arabica, Robusta, finest blend, luwak, dan house blend," imbuhnya.
Menurut Eqie, lima kopi pilihan tersebut diperoleh dari beberapa daerah di Indonesia. Sebagian besar dari Jawa dan Sumatera dan Aceh.
"Signature kita ada kopi tubruk dan peranakan. Biasanya orang awam hanya pesan kopi tubruk, itu kami suguhkan house blend dengan biji kopi arabica dan robusta," ucapnya.
Namun, Eqie melanjutkan, ada yang minta kopi tubruk dengan dominan arabica atau robustanya yang lebih banyak, ini biasanya bagi pecinta kopi.
"Kami bisa sedukan dua-duanya hanya harganya beda," terangnya.
Tak hanya kopi, Warung Koffie Batavia menawarkan aneka snack pendamping kopi. Makanan ringan yang cenderung manis seperti kue cubit asal Jakarta atau Profferjes makanan khas Belanda.
"Orang yang minum kopi memang cenderung ingin compair dengan yang manis dan gurih. Kami tak lupakan itu," sergah Muhamad Tito Lahat, Corporate Barista OPCO Indonesia lalu tertawa kecil.