Cerita Sukses Pengerajin Batik Premium Pekalongan di TM Thamrin City
Efek sering muncul di televisi, batik Putra Fakhruddin kemudian juga disukai para anggora dewan baik DPR maupun DPRD.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak orang menyukai Batik Pekalongan. Lukisan bunga-bunga dengan warna-warni yang cemerlang kuat menjadi salah satu karakternya, atau yang biasa disebut motif Batik Pesisiran.
Dulu, untuk mendapatkannya harus pergi langsung ke Pekalongan, Jawa Tengah, karena batik Pekalongan biasanya tidak diproduksi massal dengan teknologi cap atau printing, melainkan tetap mempertahankan aslinya sebagai batik tulis tradisional.
“Kini penggemar batik premium, tidak perlu ke daerah untuk mendapatkannya. TM Thamrin City sebagai sentra batik nusantara, menyediakan pula berbagai batik dari berbagai daerah dengan harga mulai dari harga grosir sampai batik eksklusif yang digemari selebritis maupun pejabat,” ujar Ho Mely Surjani, AVP Marketing Trade Mall Agung Podomoro.
Mely menambahkan batik premium tersebut juga dengan mudah ditemukan di TM Blok B Tanah Abang.
Di Pusat Batik Nusantara, TM Thamrin City, Jakarta Pusat, sudah ada banyak kios batik Pekalongan. Satu di antara yang populer, yakni batik Putra Fakhruddin, di Lantai Dasar, Thamrin City.
Di 2 kios ini, beragam motif batik gaya Pekalongan bisa ditemui dipanjang di etalasenya. Semuanya adalah batik tulis tradisional yang diambil langsung dari para pengrajinya di Pekalongan.
Sehingga, cukup mahal jika dibanding harga batik hasil produksi cap atau printing.
Rata-rata batik Putra Fakhruddin dijual Rp 1,5 juta – 4 juta untuk kemeja pria lengan panjang. Sedang untuk pakaian wanita, dimulai dari harga Rp 2 jutaan.
Disebut kios batik paling populer di Thamrin City, karena batik dari kedua kios ini sering dipakai oleh penyiar dan presenter televisi ketika mereka siaran.
“Mereka memakai batik Pekalongan karena warna-warni batiknya terekspresi kuat, sehingga sangat menarik dipakai di depan kamera televisi,” ujar Bekti, Manajer Operasional kios batik Putra Fakruddin.
Efek sering muncul di televisi, batik Putra Fakhruddin kemudian juga disukai para anggora dewan baik DPR maupun DPRD.
Menurut Bekti, kios bakti Putra Fakhruddin di TM Thamrin City merupakan etalase dari batik hasil produksi para pengrajin batik di Kampung Wiradesa, Kecamatan Wiradesa, Kabupaten Pekalongan, Jawa tengah.
Ada sekitar 150-an pengrajin dan penjahit yang tergabung di dalam sentra indutri batik Wiradesa, yang setiap 10 hari sekali berkirim lebih 200 potong pakaian batik yang telah jadi ke kiosnya di Thamrin City ini.
“Meski tergolong premium harganya, kami cukup kewalahan melayani permintaan,” ujar Bekti.