Pengguna Android Alami Kesemrawutan Digital Akibatkan Kerentanan Di Perangkat
Meningkatnya penggunaan aplikasi serta kapasitas penyimpanan di perangkat berakibat pada kesemrawutan digital
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meningkatnya penggunaan aplikasi serta kapasitas penyimpanan di perangkat berakibat pada kesemrawutan digital (digital clutter) yang terus berkembang.
Sayangnya, pemeliharaan aplikasi yang buruk menyebabkan perangkat rentan terhadap ancaman keamanan.
Sebuah laporan terbaru oleh Kaspersky Lab mengungkapkan skala dari permasalahan kesemrawutan digital ini di kalangan pengguna Internet seluruh dunia.
Penelitian ini menemukan bahwa pengguna internet pada umumnya menginstal 12 aplikasi Android setiap bulan tetapi hanya menghapus 10 aplikasi saja, yang berarti setiap bulan pengguna menambahkan dua aplikasi di perangkat mereka.
Dengan semakin banyaknya aplikasi yang diinstal pada perangkat, pengelolaan aplikasi sangat penting untuk mencegah kesemrawutan digital. Namun, kami menemukan bahwa hanya setengah (55%) kasus dimana pengguna secara rutin melakukan pembaruan dan perbaikan isi perangkat mereka dan menghapus dokumen dan aplikasi yang tidak terpakai.
Temuan ini merupakan bagian dari laporan terbaru yang disusun oleh Kaspersky Lab berjudul “Digital clutter and its dangers”. Penelitian ini didasarkan pada wawasan yang diperoleh dari kombinasi unik dari survei online di 17 negara, analisis statistik dari Kaspersky Security Network (KSN) dan sebuah percobaan terhadap kinerja aplikasi oleh penguji internal Kaspersky Lab.
Meningkatnya kesemrawutan digital berarti penggunaan aplikasi untuk pembersihan dan pembaharuan menjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya guna memerangi malware yang menggunakan kerentanan aplikasi untuk menembus perangkat.
Namun, survei menemukan bahwa dalam seperempat kasus (28%) pengguna hanya memperbarui aplikasi pada perangkat mereka ketika mereka dipaksa, sementara dalam 10% kasus mereka mencoba untuk tidak melakukannya sama sekali.
Salah satu bahaya utama adalah aplikasi tersebut dapat menempatkan data pengguna dan perangkat menjadi berisiko karena aktivitas harian dari aplikasi tersebut.
Temuan teknis yang ditemukan Kaspersky Lab menunjukkan bahwa dari 100 aplikasi Android yang mana pengguna dapat mengatur (menginstal dan menghapus), 83 aplikasi memiliki akses ke data sensitif milik pengguna, seperti kontak, pesan dan data, bahkan dapat membuat panggilan dan mengirim SMS.
Temuan tambahan dari KSN menunjukkan bagaimana aplikasi dapat beroperasi tanpa izin pengguna. Rata-rata pengguna memiliki 66 aplikasi di perangkat Android mereka. Ketika sampel representatif dari 66 dari aplikasi Android paling populer diuji, 54 aplikasi beroperasi di latar belakang bahkan tanpa pengguna menyentuh mereka sama sekali, mengkonsumsi, rata-rata, 22 Mb traffic per hari tanpa adanya interaksi pengguna.
Pengaturan aplikasi memberikan pengguna kemampuan untuk mengontrol aplikasi apa saja yang dapat mengakses dan berinteraksi di perangkat. Namun, survei menemukan hanya 40% pengguna dengan sengaja menyesuaikan pengaturan setiap aplikasi pada smartphone mereka.
Selain itu, hanya 32% pengguna menolak untuk menginstal aplikasi ponsel jika mereka tidak puas dengan isi perjanjian lisensi.
Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab mengatakan pengguna mengekspos perangkat dan data pribadi mereka kepada ancaman keamanan dengan tidak melakukan perawatan sederhana namun penting untuk perangkat mereka seperti membersihkan dan memperbaharui perangkat lunak dan aplikasi, menyesuaikan pengaturan, dan meng-uninstall aplikasi yang tidak lagi digunakan.