Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Lifestyle

Curhat Desainer Lulu Lutfi Labibi Tentang Pemasaran Secara Online, Ini Positif dan Negatifnya

Desainer khas kain lurik, Lulu Lutfi Labibi menyebut media sosial sangat berpengaruh dalam pemasaran dan penjualan karyanya sejak tahun 2012 lalu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Curhat Desainer Lulu Lutfi Labibi Tentang Pemasaran Secara Online, Ini Positif dan Negatifnya
TRIBUNNEWS.COM/FITRI WULANDARI
Desainer khas kain lurik, Lulu Lutfi Labibi saat ditemui di Jakarta Fashion Week, Senayan City, Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Desainer khas kain lurik, Lulu Lutfi Labibi menyebut media sosial sangat berpengaruh dalam pemasaran dan penjualan karyanya sejak tahun 2012 lalu.

Saat itu, ia mengaku belum memiliki studio sendiri ketika telah mengeluarkan koleksi ready to wear usai memenangkan Lomba Perancang Mode (LPM) pada tahun 2011.

Ia menyebut Facebook merupakan social media yang ia gunakan dalam penjualan dan pemasaran saat itu karena masih banyak pengguna, melebihi pengguna Instagram.

"Di tahun 2012, aku launching ready to wear kan memang belum punya studio, jadi aku mengawali selling justru dari online, dari facebook, waktu itu instagram belum naik ya," ujar Lulu, saat ditemui di Jakarta Fashion Week 2018, Senayan City, Jakarta Selatan, Selasa (24/10/2017).

Oleh karena itu ia menilai media sosial sangat memiliki andil dalam penjualan produknya sejak brandnya itu masih baru hingga berkembang seperti saat ini.

"Makanya tadi sempat saya bilang bahwa kekuatan social media memang sangat tinggi ya untuk sebuah brand yang baru lahir," jelas Lulu.

Berita Rekomendasi

Media sosial kata Lulu, membantunya dalam membangun pasar untuk penjualan koleksinya.

Kendati demikian, pria yang menetap di Jogja itu menuturkan bahwa pemasaran dan penjualan melalui social media tetap memiliki dampak positif dan negatif bagi tiap brand.

"Dan bagaimana brand itu membangun market, salah satunya adalah (melalui) social media, walaupun sebenernya pastilah bagian baik dan buruknya pasti ada," kata Lulu.

Sisi positifnya, ia tidak perlu pindah dari Jogja ke Jakarta hanya untuk memasarkan dan menjual koleksinya.

Pasalnya, dengan adanya social media tentunya segala hal dipermudah.

"Dari satu sisi aku bisa ngerasain bagaimana aku memustukan tetap tinggal di jogja, tidak pindah ke Jakarta, ternyata bisa kok, itu karena (pemasaran dan penjualan melalui) social media," tegas Lulu.

Namun sisi negatif yang ia alami adalah, banyak pihak yang melakukan plagiat terhadap brandnya yang memang khusus merancang koleksi dari kain lurik.

"Tapi bagian buruknya pastilah kayak misalnya plagiarism itu semakin mudah," papar Lulu.

Menurutnya, jika ada satu brand yang sangat diminati masyarakat karena keunikan koleksinya, maka tidal menutup kemungkinan koleksi brand tersebut bisa langsung dicontek oleh pihak lain demi meraup keuntungan secara instan.

"Ada satu brand yang memang menjadi bahan incaran semua orang, pada akhirnya muncul lah tiruan-tiruan yang lain," tutur Lulu.

Hal negatif itulah yang ia rasakan dari keputusan memasarkan fan menjual koleksinya melalui social media.

"Itu bagian nggak enaknya kalau ngomongon tentang social media ya," tandas Lulu.

Lulu menampilkan 15 look koleksi terbarunya yang bertema 'Duka Luruh', dalam gelaran Jakarta Fashion Week 2018.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas